Jakarta (ANTARA News) - Dewan guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 di Jalan Boedi Oetomo (Boedoet) Jakarta, merazia tas siswa untuk mengantisipasi aksi corat-coret seragam pascakelulusan mereka dari ujian nasional (UN).

"Kita merazia tas siswa untuk mengecek apakah ada alat-alat yang dibawa untuk corat-coret seragam dan aksi anarkis, tapi Alhamdulillah tidak ada yang aneh-aneh," kata Kepala SMAN 1 Jakarta, Hersani, kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Hersani mengemukakan, hal tersebut untuk mencegah eforia yang berlebihan setelah kelulusan UN.

"Kita juga melaksanakan perintah dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta agar siswa mengenakan pakaian adat. Jadi, mana mungkin pakaian adat bisa dicorat-coret," katanya.

Pihaknya juga melarang siswa mengadakan acara lain di luar sekolah untuk merayakan kelulusan.

"Kalaupun ada acara, kita undang orang tua biar ada yang mengawasi," katanya.

Hersani menyebutkan, seluruh siswa SMAN 1 Jakarta yang mengikuti UN lulus bernilai baik.

"Bahkan, ada yang nilainya sepuluh. Alhamdulillah semua siswa sujud syukur ketika mengetahui mereka lulus," katanya menambahkan.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan DKI Jakarta, terdapat 76 siswa setingkat sekolah menengah yang dinyatakan tidak lulus UN, yakni 73 siswa SMA dan 3 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013