Aden (ANTARA News) - Sejumlah orang bersenjata yang naik sepeda-motor menembak mati seorang perwira pasukan khusus Yaman di wilayah selatan negara itu, Minggu, ketika ia meninggalkan rumahnya, demikian diumumkan kementerian pertahanan.

Kapten Majed Matir meninggalkan rumahnya di Qotn di daerah Hadramawt ketika dua orang bersepeda-motor melepaskan tembakan yang menewaskannya, kata kementerian itu di situs beritanya, 26Sep.net, lapor AFP.

Matir memimpin satuan pasukan khusus di kota itu yang bertanggung jawab atas pemberantasan terorisme dan penanganan kekacauan.

Serangan tersebut mungkin dilakukan oleh anggota-anggota Al Qaida, kata kementerian itu mengutip seorang pejabat keamanan.

Gerilyawan Al Qaida melancarkan banyak serangan terhadap aparat keamanan yang memburu anggota-anggota kelompok itu.

Sekitar 70 personel keamanan tewas dalam dua tahun ini di wilayah selatan dan tenggara dalam serangan-serangan terkait Al-Qaida, kata beberapa pejabat.

Jumat, Kementerian Dalam Negeri Yaman mengatakan bahwa Ansar al-Sharia, sebuah kelompok terkait Al Qaida, berusaha menguasai lagi sebuah kota di provinsi Hadramawt.

Militan Al Qaida memperkuat keberadaan mereka di wilayah selatan, dengan memanfaatkan melemahnya pemerintah pusat akibat pemberontakan anti-pemerintah yang meletus pada Januari 2011.

Ofensif pasukan Yaman yang diluncurkan pada Mei 2011 berhasil menghalau militan Al Qaida dari sejumlah kota dan desa di wilayah selatan dan timur yang selama lebih dari setahun mereka kuasai.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.

Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh pada Februari 2012 menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013