Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai biomassa yang nantinya akan diolah menjadi wood pellet, bahan bakar campuran batu bara (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
 
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail, dalam keterangan resmi yang diterima Rabu, mengungkapkan budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah PTBA dalam mendukung transisi energi demi mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060 yang ditetapkan pemerintah.
 
"PTBA terus menjalankan transformasi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selaras dengan kebijakan pemerintah mengenai pengurangan emisi," kata Arsal.
 
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Rafli Yandra menerangkan bahwa tanaman kaliandra merah dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.
 
"Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi," ujar Rafli.
 
Penanaman kaliandra merah di atas lahan seluas 80 hektar (ha) yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan itu berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 119,18 ton/ha/tahun.

Selain itu, budidaya kaliandra merah juga dapat menyimpan biomassa sebesar 11.805 ton untuk dijadikan wood pellet dengan kalori berkisar 4.500-4.700 kcal/kg, yang diharapkan bisa digunakan untuk cofiring PLTU.

Dalam proses budidaya kaliandra merah, PTBA turut melibatkan tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.

Baca juga:  PTBA gandeng BRIN guna dorong inovasi pemanfaatan batu bara dan EBT

Baca juga: Produksi batu bara PT Bukit Asam meningkat 18 persen

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Nurul Aulia Badar
COPYRIGHT © ANTARA 2023