London  (ANTARA News) - Harga minyak dunia menguat pada Selasa, didukung oleh kenaikan pasar saham global dan sentimen positif investor sebelum pertemuan produksi OPEC akhir pekan ini, kata para analis.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli naik 1,76 dolar AS menjadi 104,38 dolar AS per barel pada akhir perdagangan sore di London.

Di tempat lain pada Selasa, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, bertambah 1,26 dolar AS menjadi 95,41 dolar AS per barel.

"Suasana `bullish` di pasar ekuitas global mendukung harga minyak mentah lebih tinggi, dengan harga Brent menghapus ketidakpastian menjelang akhir pekan lalu dan bergerak lebih tinggi," kata analis Kash Kamal di Sucden Financial Research di London.

"Tampaknya kenaikan kuat di pasar ekuitas meningkatkan kepercayaan investor, sementara pertemuan OPEC di Wina akhir pekan ini akan menarik perhatian pasar mengenai target pasokan minyak."

Namun, kontrak Brent telah merosot pada Kamis lalu ke tingkat terendah tiga minggu pada 100,64 dolar AS per barel, karena data ekonomi China yang lemah memicu kekhawatiran baru atas permintaan di negara konsumen energi terkemuka dunia itu.

OPEC akan bertemu di Wina pada Jumat dan diperkirakan akan mempertahankan pagu produksi minyak mentahnya, karena harga minyak stabil di atas 100 dolar AS per barel setelah turun tajam awal tahun ini, kata analis.

Para menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang menghasilkan sekitar 35 persen dari pasokan minyak dunia, akan bertemu di Ibukota Austria di tengah kecemasan atas volatilitas pasar keuangan dan prospek permintaan energi yang lemah.

Analis memperkirakan bahwa OPEC akan mempertahankan pagu produksi minyak kolektifnya pada 30 juta barel per hari (mbpd), yang telah bertahan sejak akhir 2011, meskipun produksi aktual melebihi tingkat target resmi ini.

Menteri energi baru dari anggota OPEC Uni Emirat Arab, Al Suhail Mazrouei, pada Senin mengatakan bahwa harga minyak saat ini adalah "nyaman dan wajar" serta tidak menimbulkan ancaman bagi ekonomi global.

Namun, penurunan harga tahun ini telah memicu seruan dari Iran -- yang produksinya telah terpukul oleh embargo minyak -- untuk produksi yang lebih rendah guna meningkatkan harga. Rekan OPEC Venezuela juga telah menyatakan akan terbuka untuk memangkas produksi meskipun tampak untuk mempertahankan harga di sekitar 100 dolar AS.

"Venezuela dan Iran telah melaporkan bahwa mereka akan mencoba untuk mempertahankan tingkat harga minyak saat ini sekitar 100 dolar AS per barel," tambah analis Kamal.

"Sementara itu, tingkat produksi yang tinggi di Arab Saudi dan Irak menambahkan beberapa tekanan terhadap harga minyak, menjaga pasar dalam kelebihan pasokan."

(A026)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013