Jakarta (ANTARA News) - Kesal dengan bupatinya, sekelompok mahasiswa asal Kabupaten Bima, NTB, demonstrasi di Kantor Penghubung NTB di Jakarta. Tidak cuma itu, mereka menduduki kantor penghubungnya sejak Jumat lalu (25/5). 

Tidak pelak, polisi Polsek Menteng dan Polres Jakarta Pusat membantu manajemen Wisma NTB, guna mengusir sekelompok mahasiswa asal Bima itu.

Kepala Polsek Menteng, AKBP Subandi, mendatangi Kantor Penghubung NTB di Menteng itu, Rabu, untuk meminta kelompok mahasiswa Bima yang menduduki teras depan, untuk membubarkan diri.

Polisi telah bersiap dengan berbagai skenario pemindahan mahasiswa itu, namun ternyata cara keras tidak perlu dilakukan; mahasiswa asal Bima itu bisa diminta membubarkan diri secara baik-baik. 

Pada kesempatan itu, perwakilan mahasiswa Bima yang menduduki teras Wisma NTB itu mencoba mengungkapkan kembali alasan demo yang berujung pendudukan teras kantor pehubung itu. Namun berbagai pihak menegaskan bahwa ulah mahasiswa itu udah tidak wajar.

Ketua Komisi I DPRD NTB, Ali Ahmad, pun mengecam tindakan mahasiswa Bima yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Bima (Imbi) Jakarta itu. Ahmad meminta mahasiswa Bima menemuinya di Kantor DPRD NTB untuk menyampaikan aspirasinya, bukan menduduki Wisma NTB di Jakarta itu.

"Bukan begini cara menyampaikan aspirasi. Ayo bubar dan kembali ke kediaman kalian. Kalau ada aspirasi kami tunggu di gedung DPRD NTB di Mataram," ujar dia.

Menurut Kepala Kantor Penghubung NTB di Jakarta, Baiq Pahri, mahasiswa itu kecewa karena permintaan anggaran kontrak rumah di Jakarta untuk sekretariat mereka yang akan berakhir 30 Mei 2013, tidak lagi diperpanjang.

"Karena kesal mereka demo di Kantor Penghubung NTB ini agar mendapat perhatian," ujar Pahri. 

Pewarta: Anwar Maga
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013