New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia jatuh pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan China sehingga memicu kekhawatiran tentang permintaan energi.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, ditutup pada 93,13 dolar AS per barel, turun 1,88 dolar AS dari Selasa.

Minyak mentah Brent North Sea, seperti dilaporkan AFP, untuk pengiriman Juli merosot 1,80 dolar AS menjadi 102,43 dolar AS per barel di perdagangan London.

Sentimen terpukul, setelah Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,1 persen dari 3,4 persen, dan Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi China menjadi sekitar 7,75 persen dari 8,0 persen.

Bart Melek dari TD Securities mengatakan prospek ekonomi global yang pesimis mengakibatkan pasar turun.

Melek juga menunjuk kekhawatiran pasar bahwa Federal Reserve akan mulai mengurangi program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan, setelah indikator positif baru-baru ini menunjukkan ketahanan dalam ekonomi AS.

Jason Hughes, kepala CMC Markets, mengatakan ada beberapa aksi ambil untung setelah harga minyak naik belum lama ini.

"Dealer mengambil beberapa keuntungan menjelang rilis data persediaan AS pada Kamis," katanya.

Departemen Energi AS akan merilis data persediaan minyak mingguan pada Kamis waktu setempat, lebih lambat satu hari dari biasanya karena pada Senin merupakan hari libur publik.

Pasar juga akan mengamati rilis perkiraan terbaru pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama di Amerika Serikat pada Kamis untuk mengukur potensi permintaan minyak.

Pemerintah AS diperkirakan akan mempertahankan estimasi awalnya tak berubah pada tingkat tahunan 2,5 persen.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013