Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berhasil menyerap sekitar Rp5,625 triliun dari lelang dua obligasi negara, yaitu FR0033 dan FR0034 dari penawaran yang masuk sekitar Rp11,09 triliun. "Pasar sedang 'bullish'. Saya kira dari jumlah yang kita serap menunjukkan kita cukup konservatif karena kami ingin memberi signal ke pasar bahwa kita konsisten," kata Direktur Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara Depkeu, Rahmad Walujanto di gedung Depkeu Jakarta, Selasa. Jumlah penawaran yang diserap untuk obligasi seri FR0033 yang jatuh tempo pada 15 Maret 2013 adalah Rp4,325 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 12,21 persen dari penawaran yang masuk Rp8,24 triliun. Sedangkan jumlah penawaran yang diserap untuk obligasi seri FR0034 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2021 adalah Rp1,3 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 12,41 persen dari penawaran yang masuk Rp2,851 triliun. Dia menambahkan pertimbangan pemerintah dalam mengambil penawaran yang masuk dan menentukan yield ada tiga hal, yaitu dilihat dari kemampuan pemerintah mengurus utang, kebutuhan pembiayaan dalam APBN, dan dari kebutuhan pasar. "Dilihat dari penawaran yang masuk sampai Rp11 triliun, kita tidak bisa mengacuhkan permintaan pasar. Kalau kita terlalu sedikit ambil, misalnya karena kita mau prudent, maka nanti yield yang terjadi akan lebih rendah dari yang diharapkan pasar. Nah pasar dapat signal bahwa pemerintah akan mengambil yield pada tingkatan yang cukup rendah itu. Tapi karena pasar sangat dinamis, dua bulan lagi kita mau 'reopen' dengan bunga yang lebih besar dan pasar bisa kecewa," katanya. Pemerintah dijadwalkan melakukan lelang obligasi negara berikutnya pada 22 Agustus 2006 dan 19 September 2006.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006