Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, bersama sejumlah stakeholder atau pemangku kepentingan menggulirkan Gerakan Pangan Murah dalam memperingati Hari Pangan Sedunia untuk menekan inflasi dengan menstabilkan harga pangan.

"Memperingati Hari Pangan, kami mengadakan Pasar Murah (Gerakan Pangan Murah) untuk menjaga inflasi dan memastikan stok (bahan pokok)," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau pelaksanaan Gerakan Pangan Murah di halaman Kantor Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, Senin.

Pada peringatan Hari Pangan Sedunia 2023, kegiatan Gerakan Pangan Murah serentak nasional dilakukan secara daring dan luring. Gelaran tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian bersama Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), yang sekaligus menjabat sebagai Plt Menteri Pertanian RI Arief Prasetyo Adi secara daring.

Baca juga: NFA merayakan Hari Pangan Sedunia gelar pasar murah di 421 titik

Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah serentak nasional secara luring dilaksanakan di 186 titik se-Indonesia.

Sebetulnya, lanjut dia, Gerakan Pangan Murah terus dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya. Gerakan Pangan Murah di Kota Surabaya pun sudah digelar keempat kalinya.

"Ini tidak akan pernah berhenti yang dilakukan oleh DKPP Kota Surabaya, InsyaAllah dengan begini akan mengurangi beban warga Surabaya mengenai harga di pasar," ujarnya.

Berdasarkan arahan Mendagri, pemerintah daerah diminta untuk menjaga tiga komoditas yang kerap menyumbang inflasi di antaranya adalah gula, beras, cabai rawit.

Untuk itu, kata dia, pemkot telah menyiapkan skema dalam upaya menjaga stok bahan pangan dan distribusi, yakni, memiliki neraca komoditas terhadap stok beras dan gula, serta menjalin kerja sama dengan daerah penghasil cabai.

"Gula dan beras sudah ada neraca komoditinya, itu terpenuhi kebutuhannya sampai Desember 2023, kami stoknya ada sehingga warga jangan panik karena stoknya ada dan harganya bisa stabil. Cabai rawit juga sudah kami lakukan intervensi dengan daerah penghasil maupun pasar induk, jadi di Surabaya ini sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi)," ucapnya.

Baca juga: Pemprov Lampung sebut GPM dilakukan serentak di 3 kabupaten hari ini

Oleh sebab itu, kata dia, Pemkot Surabaya akan membuka satu stan khusus di setiap pasar di Kota Pahlawan. Hal ini bertujuan untuk memberikan imbauan kepada para pedagang untuk tidak menjual bahan pokok di atas HET sesuai ketentuan pemerintah pusat.

"Sebagian sudah jalan, hari ini di pasar Wonokromo sudah. Kami letakkan di depan sendiri untuk tempat menjaga HET. Kalau tidak begitu, pedagang yang di dalam pasar bisa menaikkan lagi (harganya). Target di bulan ini dan maksimal 10 Nopember sudah ada semua," ucapnya.

Meski demikian, Wali Kota Eri mengaku bahwa dalam upaya menekan inflasi, Pemkot Surabaya tidak menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT), sebab seluruh kebutuhan tersebut telah terpenuhi melalui anggaran belanja program.

"Surabaya tidak menggunakan dana darurat karena kami sudah menggunakan belanja program, sudah ditentukan terkait penanganan inflasi dari belanja program. Tapi kalau ternyata subsidi dari belanja program itu kurang, maka kami menggunakan belanja darurat atau BTT," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, dalam Gerakan Pangan Murah serentak nasional, pemkot menyediakan beras sebanyak 10 ton, gula sebanyak 1,5 ton, minyak goreng sebanyak 1.300 pack, serta bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit masing-masing sebanyak 200 kg. Kegiatan Gerakan Pangan Murah ini direncanakan akan terus berlanjut hingga bulan Desember 2023, setiap dua pekan sekali.

"Bahan pokok yang dijual di bawah harga pasar, minyak seharga Rp14.000, gula Rp14.000, cabai rawit Rp5.000 per pack. Seperti yang disampaikan Pak Wali, setelah ini Kecamatan Pakal dan Sambikerep karena kami sudah keliling di Surabaya Pusat, Timur dan Selatan. Setelah itu kami ke wilayah Surabaya Utara supaya masyarakat semua bisa merasakan semuanya," kata Antiek.

Salah seorang warga Sukomanunggal Ina Rahmawati ikut memanfaatkan program Gerakan Pangan Murah. Ia mengaku bahwa harga bahan pokok yang tersedia melalui Gerakan Pangan Murah di bawah harga pasar.

"Terima kasih kepada pemerintah yang menyediakan pasar murah ini karena sangat membantu bagi kami. Saya tadi beli beras dan minyak, harganya di bawah pasaran. Semoga ke depan, pemerintah bisa mengontrol harga pangan," ucapnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2023