Pontianak (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menyatakan, pihaknya juga menginginkan pelaku pembunuhan dengan korban siswi SMK Mempawah, Harnoviah Fitrani (15) warga Desa Sungai Bakau Besar Laut, Kabupaten Pontianak, cepat terungkap.

"Kami sebenarnya juga menginginkan cepat mengungkap siapa pelaku pemerkosaan disertai pembunuhan Harnoviah Fitriani, seperti yang diinginkan keluarga korban," kata Kepala Bidang Humas Polda Kalbar Ajun Komisaris Besar (Pol) Mukson Munandar di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, dengan terungkapnya siapa pelaku pemerkosaan disertai pembunuhan itu, maka Polres Mempawah dan Polda Kalbar tentunya berprestasi, pihak keluarga juga puas karena pelakunya sudah ditangkap.

"Tetapi untuk itu, Polres Mempawah yang dibantu oleh Polda Kalbar tetap harus profesional dalam menjalankan tugasnya, termasuk mengungkap kasus itu," ujar Mukson.

Sementara itu, puluhan mahasiswa yang tergabung pada Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalbar, Jumat sore, melakukan aksi unjuk rasa di halaman Mapolda Kalbar, guna mendesak kasus pemerkosaan yang disertai pembunuhan itu segera dituntaskan.

Aksi dorong antara mahasiswa dan petugas kepolisian tidak dapat dihindarkan, karena pihak kepolisian tidak mengizinkan mahasiswa menyampaikan orasinya di depan, melainkan di belakang Mapolda Kalbar.

Kabid Humas Polda Kalbar menyatakan, alasan diarahkannya aksi unjuk rasa itu di belakang, karena halaman depan Mapolda Kalbar sempit, sehingga lebih tepat dilakukan di belakang.

Sebelumnya, Harianti salah seorang keluarga korban pembunuhan meminta, Polda Kalbar mengambil alih penanganan kasus penganiayaan hingga menewaskan Harnoviah Fitrani, Desember 2012.

Menurut dia, Polres Mempawah terkesan tidak mampu dalam mengungkap siapa pelaku dari pembunuhan Harnoviah yang sudah terjadi beberapa bulan lalu.

"Sehingga kami minta Polda Kalbar mengambil alih penanganan kasus pemerkosaan dan pembunuhan anak kami. Sejak Januari 2013 sudah kami minta Polda Kalbar untuk mengambil alih kasusnya, tetapi hingga kini belum direspons," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Harianti menyesalkan, ketidakprofesionalan Polres Mempawah dalam menangani kasus pemerkosaan dan pembunuhan itu. "Bukti sudah kami berikan, berupa baju korban yang penuh dengan darah yang ditemukan di rumah yang diduga pelaku, tetapi hingga kini tidak juga bisa membuktikan siapa pelaku pembunuhan itu," ujarnya.

Malah menurut dia, bukti yang tadinya baju korban warna abu-abu menjadi warna putih setelah dilakukan pemeriksaan oleh penyidik Polres Mempawah. "Ada apa yang tim penyidik di Polres Mempawah sehingga barang bukti bisa berubah," ujarnya.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013