Beijing (ANTARA) - Kerja sama kekayaan intelektual (Intellectual property/IP) telah berperan dalam mendukung pembangunan hijau yang diupayakan oleh China dan negara-negara peserta pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), menurut regulator IP tertinggi negara tersebut.

Data yang dirilis oleh Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional (National Intellectual Property Administration/NIPA) China pada Selasa (17/10) menunjukkan bahwa selama periode 2013 hingga 2022, sebanyak 3.549 aplikasi paten penemuan untuk teknologi hijau dan rendah karbon asal China telah diajukan di negara-negara peserta pembangunan bersama BRI, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 16,7 persen.

Pertumbuhan ini telah meningkat, khususnya sejak tahun 2020, dan mencapai tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 37,3 persen dalam tiga tahun terakhir.

Penyimpanan energi, konservasi dan pemulihan energi, serta energi bersih merupakan tiga sektor teratas dalam hal jumlah permohonan paten yang diajukan.

Pada periode yang sama, jumlah paten yang diberikan untuk teknologi hijau dan rendah karbon di negara-negara peserta pembangunan bersama BRI mencapai 1.884, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata 15,8 persen, menurut data NIPA.

Sebagai pasar energi bersih dan produsen peralatan terbesar di dunia, China akan secara aktif memanfaatkan keunggulannya dalam inovasi teknologi hijau guna mendukung pembangunan hijau BRI, papar NIPA, demikian diwartakan Xinhua.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2023