Jakarta (ANTARA News) - Karena persoalan visa yang tidak tepat waktu, Tim Olimpiade Matematika dari Indonesia gagal berangkat ke Slovenia dan siswa jenius matematika yang lolos ikut olimpiade itu mengadukan persoalan ke DPR. Anggota Fraksi PAN DPR Djoko Susilo didampingi Tim Olimpiade Matematika di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu, kecewa dengan birokrat di Depdiknas yang `tidak becus` mengurus visa untuk tim olimpiade ini. "Kami sangat kecewa dengan birokrasi di Depdiknas. Hanya soal sepele begini, soal visa saja, mereka gagal ikut olimpiade," katanya. Mereka semestinya berangkat 9 Juli 2006 dan pada Rabu olimpiade dimulai. Dalam keterangan pers, enam siswa SMA dari beberapa daerah itu tampak tak mampu menyembunyikan kekecewaan. Mereka tertunduk. Djoko menyatakan, untuk bisa ikut olimpiade harus melalui jenjang yang tidak mudah. Siswa yang ikut kegiatan internasional ini memiliki kualifikasi kepandaian luar biasa. Karena itu, ketika ada yang lolos, maka semua pihak harus memberi dukungan. "Kita tidak mengerti mengapa birokrasi justru menjadi hambatan. Padahal mereka sudah lolos, siap berangkat dan optimis menang," katanya. Djoko menyatakan, tidak keluarnya visa untuk Tim Olimpiade Matematika itu merupakan tindakan bodoh dan menunjukkan buruknya birokrasi di Depdiknas. "Menterinya harus menegur bawahannya yang tidak becus mengurus visa dan menyelidiki kasus ini hingga tuntas," katanya. Dia menyatakan, tujuan sekolah adalah mencapai prestasi. Ketika prestasi puncak di tingkat internasional sudah di depan mata, ternyata gagal hanya gara-gara sepele. Dengan cara kerja seperti ini, kata Djoko, tidak pantas Depdiknas memperoleh tambahan dana pendidikan 100% dari anggaran dalam APBN sebelumnya. Depdiknas mengusulkan anggaran naik jadi Rp90 triliun. "Percuma menaikkan anggaran APBN untuk pendidikan kalau birokrasinya justru menghambat siswa untuk meraih prestasi di tigkat internasonal," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006