Beijing (ANTARA) - Output industri bernilai tambah China, yang merupakan indikator ekonomi penting, naik 4 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam tiga kuartal pertama tahun ini, menurut data dari Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) pada Rabu (18/10). Pertumbuhan ini dapat dikaitkan dengan percepatan pemulihan produksi industri di negara itu.

Pertumbuhan tersebut 0,2 poin persentase lebih cepat dibandingkan paruh pertama tahun ini, menurut NBS.

Pada September saja, output industri naik 4,5 persen (yoy). Pertumbuhannya sama dengan Agustus, dan 0,8 poin persentase lebih cepat dibandingkan Juli.

Output industri digunakan untuk mengukur aktivitas perusahaan besar yang masing-masing memiliki omzet bisnis utama tahunan minimal 20 juta yuan (1 yuan = Rp2.148).

Di antara tiga sektor utama, yaitu manufaktur, pertambangan dan produksi serta pasokan utilitas, output sektor manufaktur menunjukkan pertumbuhan tercepat, naik 4,4 persen (yoy) dalam tiga kuartal pertama.

Manufaktur peralatan mencatatkan ekspansi luar biasa di sektor manufaktur, dengan output naik 6 persen (yoy) dalam sembilan bulan pertama, 2 poin persentase lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan output keseluruhan perusahaan industri besar.

Jika dirinci berdasarkan kepemilikan, output perusahaan yang dikendalikan negara dan perusahaan ekuitas gabungan masing-masing meningkat sebesar 4,6 persen dan 4,8 persen (yoy), sementara output sektor swasta tumbuh sebesar 2,3 persen.

Dalam hal produk, output sel surya, tiang pengisian daya, dan mobil energi baru masing-masing melonjak sebesar 63,2 persen, 34,2 persen, dan 26,7 persen (yoy).

Indeks manajer pembelian untuk sektor manufaktur China mencapai 50,2 persen pada September, kembali ke zona ekspansi, dan naik 0,5 poin persentase dari Agustus, tunjuk data sebelumnya.

Data pada Rabu tersebut juga menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto China tumbuh 5,2 persen (yoy) dalam tiga kuartal pertama 2023.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023