Jakarta (ANTARA) - Organisasi sosial kemanusiaan MER-C mengutuk keras pengeboman Israel terhadap Rumah Sakit Al Ahly Arabi Baptist di Jalur Gaza pada 17 Oktober yang menewaskan sedikitnya 500 orang dan melukai 600 orang lainnya.

"Kami mengutuk keras pengeboman terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis serta orang-orang yang terluka dan sakit," kata Ketua Persidium MER-C Sarbini Abdul Murad dalam rilis pers diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan serangan yang dilakukan Israel tersebut merupakan pelanggaran HAM berat, dan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Untuk itu, ia menyerukan kepada masyarakat dunia untuk memberikan tekanan secara kolektif dan simultan kepada Israel.

"PBB dan masyarakat Internasional harus bersama-sama mencegah pembantaian massal di Gaza. Bila dunia tidak segera menghentikan perang ini, maka akan terjadi bencana kemanusiaan yang lebih dahsyat," katanya.

Sementara itu, ia berharap kepada pemerintah Indonesia dalam posisinya sebagai anggota Dewan HAM PBB yang baru saja terpilih untuk periode 2024-2026 untuk dapat mendesak sidang darurat DK PBB guna menghentikan aksi pembantaian massal oleh Israel terhadap Gaza dan menghentikan penjajahan mereka terhadap Palestina.

Selain itu, Sarbini juga menyerukan kepada Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan seluruh saluran diplomatiknya untuk berbuat lebih keras dan terukur guna mencegah pembantaian kemanusiaan yang lebih besar di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Sarbini juga meminta koridor kemanusiaan untuk dibuka dalam waktu secepatnya.

"Perbatasan Rafah harus segera dibuka sebagai koridor kemanusiaan agar tim medis dan bantuan internasional dapat segera masuk ke Jalur Gaza dan menyalurkan bantuan yang dibutuhkan para korban dan warga Gaza," tambah Sarbini.

Pemimpin lembaga kemanusiaan MER-C Indonesia itu juga meminta kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan penyaluran bantuan atas nama bangsa Indonesia dan memfasilitasi masyarakat Indonesia dan lembaga kemanusiaan dari Indonesia yang ingin menyalurkan bantuannya ke Jalur Gaza.

Hal itu, kata dia, merupakan bentuk simpati dan aksi nyata bangsa Indonesia untuk membantu rakyat Gaza, dan langkah cepat tersebut memerlukan dukungan dari semua pihak sehingga tragedi kemanusiaan di Gaza dapat segera dihentikan.

Sementara itu, tiga relawan MER-C sampai saat ini masih berada di Jalur Gaza, tepatnya di RS Indonesia di Gaza Utara.

MER-C Indonesia, yang selama 13 tahun terakhir telah beroperasi di Jalur Gaza, juga telah menyiapkan tim tambahan, yaitu relawan medis dan kemanusiaannya untuk memberikan bantuan ke Jalur Gaza.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, tim relawan kami sudah siap dikirimkan. Kami berharap Pemerintah RI dapat memfasilitasi kami untuk berangkat ke Jalur Gaza dan memberikan bantuan medis dan kemanusiaan bagi para korban," kata Sarbini.

Baca juga: MER-C sebut serangan rudal Israel rusak fasilitas RS Indonesia di Gaza
Baca juga: RS Indonesia di Gaza bantu korban serangan Israel

Baca juga: MER-C Indonesia: Hentikan segera perang di Gaza

Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2023