Makassar (ANTARA News) - PT PLN Sulseltra meminta warga Sulawesi Selatan menghemat listrik terutama saat beban puncak agar tidak terjadi pemadaman, menyusul turunnya produksi listrik dari PLTA Bakaru akibat mengecilnya debit air. "Kami menghimbau tiap pelanggan untuk memadamkan dua mata lampu atau sekitar 50 sampai 100 watt pada saat beban puncak yakni pukul 18.00 sampai 22.00 Wita," kata Ir Iksan Asaad, Manager Area Pengatur dan Penyalur Beban PT.PLN Sulselra di Makassar, Rabu. Menurut Iksan, debit air yang masuk ke DAM PLTA Bakaru saat ini hanya sekitar 20 meter kubik per detik, padahal normalnya adalah 40 meter kubik per detik sehingga mampu menggerakkan dua turbin berkapasitas 126 MW bersamaan. Akibat turunnya pasokan air, PLN kini hanya mengoperasikan satu turbin saja mulai pukul 00.00 sampai 17.00 Wita dengan maksud untuk mengakumulasi air dalam DAM agar pada saat beban puncak, kedua turbin bisa beroperasi normal dan menghindari pemadaman bergilir. PLN, tegasnya, akan berupaya keras untuk menghindari pemadaman bergilir, meski musim kemarau berlangsung sampai bulan September, dengan memaksimalkan pembangkit di PLTD/PLTGU Tello serta memacu penambahan daya di PLTGU Sengkang sebesar 20 MW. "Insyaallah tidak akan ada pemadaman bergilir, apalagi kalau para pelanggan bisa bekerjasama dengan PLN melalui penghematan penggunaan daya pada saat beban puncak," ujarnya. Sistim kelistrikan Sulsel saat ini melayani sekitar 1,1 juta pelanggan. Bila setiap pelanggan menghemat 70 watt saja, maka akan ada penghematan listrik saat beban puncak sebesar 77 MW. "Jumlah ini akan sangat memadai untuk menutupi defisit daya sebesar 65 MW bila salah satu turbin PLTA Bakaru tidak beroperasi karena kekurangan air," ujarnya. Pasokan daya ke sistim kelistrikan Sulsel saat ini dilayani oleh empat pembangkit utama yakni PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang, PLTD dan PLTGU Tello serta PLTD Suppa dengan daya mampu saat ini sekitar 440 MW, sementara beban puncak sudah mencapai 420 MW. PLN berupaya maksimal agar tidak terjadi pemadaman lagi dengan mengefektifkan seluruh pembangkit yang selama ini digunakan sebagai cadangan (back-up), disamping amat membutuhkan kerjasama pelanggan untuk mengurangi penggunaan listrik saat beban puncak, demikian Iksan Asaad.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006