Makassar, (ANTARA News) - Danau Matano di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, merupakan salah satu obyek wisata tirta yang cukup indah dengan panorama alam yang pempesona karena ekosistem di sekitarnya masih tetap lestari. "Sayangnya, obyek wisata ini kini belum banyak dilirik oleh wisatawan mancanegara," kata Staf manajemen PT Inco TBK Agam Fatchrurrochman di Makassar, Rabu (12/7). Ia mengatakan, kendati berada dalam kawasan konsesi tambang nikel PT Inco Soroako, tetapi air danau ini tetap bening dan tenang karena upaya pelestariannya mendapat perhatian penting dari perusahaan. Danau ini menyimpan beberapa keunikan langka dan merupakan danau terdalam di Indonersia dan bahkan tercatat terdalam ke-delapan di dunia yang hanya ditandingi kedalam Laut Mati di Jordan, Mesir. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Danau Matano yang telah berusia sekitar empat juta tahun memiliki kedalaman 594 meter, dengan luas air permukaan sekitar 130 kilometer persegi dan total batas air 270 KM2. Di sekitar Danau Matano ini juga terdapat Danau Mahalona dengan kedalaman 60 meter berusia satu juta tahun dan Danau Towuti dengan kedalanan 200 meter berusia 1 juta tahun. Selain ekosistem yang lestari, danau ini memiliki sifat isotermal, yakni suhu air permukaan dengan dasar danau berbeda hingga sekitar dua derajat Celcius. Menurut Agam, Danau Matano tidak hanya dikernal karena panorama alamnya yang mempesona, tetapi juga menyimpan berbagai keunikan yakni kedalaman serta berbagai spesies ikan langka dan tidak ada perubahan alam dan ekosistem sejak 1930 hingga sekarang, sehingga patut diusulkan menjadi salah satu warisan dunia -"World Heritage". Para peneliti yang melakukan penelitian selama 60 tahun menyatakan, bahwa selain ekosistem Matano, dua danau lainnya Towuti dan Mahalona juga mengalami kondisi serupa, baik melalui kajian kimia maupun biologi hingga saat ini, sehingga jenis flora dan fauna di ketiga danau tersebut tetap terpelihara Keberadaan Danau Matano dan dua danau lainnya sangat berarti dan memiliki arti sangat vital bagi PT Inco. Sebab, air yang mengalir dari Danau Matano ke Danau Mahalona, kemudian ke Danau Towuti melalui Sungai Larona adalah sumber air baku energi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Larona dan Balambano milik PT Inco. Dari tiga danau yang berada di Luwu Timur, Matano yang paling banyak diteliti oleh para pakar dan peneliti dari berbagai negara dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diantaranya, Paul Hamilton dari Freshwater Diaton Studies, Canada dan Peter E Hehanusa dari LIPI.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006