Malang (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencetuskan Program Matching Fund atau Dana Padanan untuk meningkatkan kompetensi dan kesesuaian pendidikan terhadap kebutuhan industri serta masyarakat.

Dana Padanan menyediakan dua skema yaitu kemitraan untuk hilirisasi inovasi hasil riset atau kepakaran dan kemitraan dalam pemberdayaan masyarakat atau efisiensi tata kelola pemerintahan.

Melalui skema pertama mahasiswa dimungkinkan untuk dilibatkan dalam proses pembelajaran berbasis industri atau teaching factory.

Salah satu perguruan tinggi binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek yang pada tahun 2022 berhasil menjalankan teaching factory adalah Politeknik Negeri Malang (Polinema) melalui proposal berjudul “Kolaborasi Penguatan TEFA Polinema melalui Standardisasi Produk AMDK dan Aplikasi Distribusi Produk Berbasis Zero Waste. Proposal dari Jurusan Teknik Kimia ini mendapatkan pendanaan sebesar Rp230.180.000.

Dosen Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang Profiyanti Hermien Suharti, di Malang, Rabu, mengatakan para mahasiswa diajari berbagai tahapan dalam produksi air minum dalam kemasan, mulai dari produksi hingga manajemen mutu, serta proses distribusi dan standardisasi.

“Selain itu aplikasi bagaimana pendistribusian atau penarikan limbah yang ada dan bagaimana administrasi yang ada di industri itu bisa berjalan, yang bisa terpantau dalam menggunakan berbasis Android," katanya. 

Baca juga: Kemendikbudristek anggarkan Rp750 miliar untuk Dana Padanan 2024

Sebelum sampai ke tahap praktik, mahasiswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan tentang teori dari dalam kelas.

“Kami mencoba untuk menggabungkan penerapan dari beberapa mata kuliah itu ketika dalam melakukan produksi AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) ini seperti apa. Dan harapannya sih kondisinya sudah memberikan gambaran tentang di industri itu seperti apa,” jelasnya.

Terkait Dana Padanan di Polinema, Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo mengapresiasi program tersebut dan berencana untuk terus mengembangkannya.

“Begitu panduan Dana Padanan kemarin keluar, tinggal kita dorong, kita sampaikan, kita jelaskan untuk mereka yang punya potensi, tinggal didaftarkan ke Kedaireka, maka potensi itu bisa kita bawa dengan skala yang lebih besar,” katanya

Supriatna berharap nantinya program ini dapat meningkatkan kualitas civitas Polinema. “Ujungnya nanti kita harapkan ini akan berdampak terhadap kualitas dari para mahasiswa dan lulusan ke depan,” tuturnya.

Program Dana Padanan menjadi wujud komitmen pemerintah pusat dalam mendorong perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah di masyarakat dan industri.

Karya dari Polinema ini menjadi salah satu di antara banyaknya peraih pendanaan Matching Fund, yang kemudian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk mengusulkan idenya.

Baca juga: Kemendikbud minta kampus manfaatkan Dana Padanan untuk MBKM Mandiri
Baca juga: Kemendikbud siap dukung peta jalan hilirisasi lewat matching fund


Pewarta: Gilang Gathoot Tetuko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023