Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan vaksinasi cacar (smallpox) dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi virus cacar monyet (monkeypox).

Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendarwan dihubungi di Jakarta, Kamis, mengatakan vaksin yang diberikan untuk virus cacar juga dapat digunakan untuk memberi perlindungan silang dalam melawan infeksi akibat orthopoxvirus lainnya.

"Vaksinasi cacar dapat memberikan perlindungan silang terhadap orthopoxviruses lain. Vaksin yang digunakan selama program pemberantasan cacar (smallpox) dapat memberikan perlindungan terhadap monkeypox," kata dia.

Ia menjelaskan penelitian untuk mengembangkan vaksin baru smallpox telah dilakukan, tiga di antaranya yakni vaksin MVA-BN, LC16, dan OrthopoxVac sudah disetujui untuk pencegahan infeksi cacar monyet.

Baca juga: Vaksin cacar monyet yang tersedia diprioritaskan untuk kelompok rentan

Ketiga vaksin tersebut dapat diprioritaskan untuk diberikan pada kelompok berisiko, seperti ibu hamil, anak-anak, serta orang yang memiliki gangguan imun tubuh.

Ia mengatakan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga merekomendasikan vaksin Jynneos untuk diberikan terhadap kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terinfeksi cacar monyet.

Selain itu, Harimat menjelaskan dalam kasus ringan, gejala cacar monyet dapat dirasakan selama 2-4 minggu.

"Untuk kasus ringan, penyakit ini dengan gejala 2-4 minggu. Penanganannya umumnya adalah dengan obat suportif, pendukung, meningkatkan daya tahan tubuh, obat yang dipertimbangkan yakni Tecovirimat," katanya.

Masa inkubasi yang akan dilewati penderita sebelum mengalami gejala infeksi yakni selama 1-21 hari dengan gejala yang akan muncul, yaitu ruam pada kulit, demam, nyeri otot, nyeri menelan, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Baca juga: Cacar monyet berisiko sebabkan kematian penderita 10 persen
Baca juga: PDHI: Penyebaran cacat monyet bukan lagi dari hewan ke manusia
Baca juga: Epidemiolog UI nilai cacar monyet hanya berpotensi jadi epidemi lokal

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2023