Banda Aceh (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendatangkan tenaga ahli yang berasal dari sentra industri rotan Cirebon untuk melakukan pendampingan dalam proses produksi bagi pelaku industri rotan di Aceh.

"Salah satu cara untuk meningkatkan produk rotan dalam negeri itu adalah dengan mencari tenaga profesional untuk melatih dan mendisain rotan agar bisa menjadi produk rotan yang berkualitas," kata Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun, di Banda Aceh, Selasa malam.

Alex mengatakan, dengan produk rotan yang memiliki standar tinggi, maka tidak menutup kemungkinan produk rotan asal Aceh bisa diekspor ke luar negeri.

"Yang penting, harus diolah terlebih dahulu, jangan bahan bakunya yang diekspor ke luar negeri," ujar Alex.

Alex menambahkan, Cirebon sudah dikenal sebagai pembuat produk rotan berkualitas yang dapat memenuhi selera pasar domestik dan ekspor, dan diharapkan dengan program tersebut bisa memberikan dampak positif yang berkesinambungan.

Alex mengatakan, pemerintah juga melakukan hilirisasi rotan menjadi produk jadi rotan, terutama di daerah penghasil rotan seperti di Kalimantan, Sulawesi dan Nangroe Aceh Darussalam.

"Langkah hilirasi yang dilakukan untuk Aceh tersebut dengan mengirim tenaga ahli disain dan tenaga ahli di bidang pembuatan atau pengolahan rotan dari Cirebon," ujar Alex.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor rotan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan yang berlaku pada tahun 2012.

Untuk mendukung kebijakan tersebut, Kementerian Perindustrian juga telah mengeluarkan peraturan tentang alur pemetaan (road map) industri furnitur, terutama furnitur rotan yang dimuat dalam Permenperin No. 90 Tahun 2011 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Furnitur Tahun 2012-2016.

Dampak dari kebijakan pelarangan ekspor rotan tersebut, total nilai ekspor produk rotan sepanjang tahun 2012 mencapai 202,67 juta dolar AS yang terdiri dari rotan furnitur senilai 151, 64 juta dolar AS dan rotan kerajinan atau anyaman sebesar 51,03 juta dolar AS.
(V003/E008)

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013