Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mendukung pertumbuhan industri keuangan digital melalui kegiatan kursus singkat internasional (International Short Cource/ISC) bertajuk Islamic Digital Finance, Cybersecurity, and Data Protection yang diikuti peserta dari berbagai negara.

"Topik ini penting disoroti dalam rangka mendukung pertumbuhan industri keuangan digital di berbagai sektor, termasuk kriptokurensi, keamanan siber, hingga perlindungan data pribadi, baik di Indonesia maupun skala global pada era digital yang semakin meluas," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Yogyakarta Afdawaiza dalam keterangannya di Yogyakarta, Sabtu.

Kegiatan ISC 2023 yang digelar di Yogyakarta pada 16-19 Oktober itu diikuti 52 peserta dan 11 narasumber dari berbagai negara, seperti Afganistan, Bangladesh, Brunei Darussalam, Mesir, Gambia, India, Madagaskar, Malaysia, Pakistan, Tanzania, United States of America, United Kingdom, dan Indonesia.

Baca juga: Literasi digital bekal perangi kejahatan keuangan berbasis digital

Menurut dia, dengan meningkatnya tren literasi digital, pihaknya berharap pembahasan yang dilakukan pada forum internasional tersebut bisa membantu pengurangan risiko tinggi terkait kejahatan siber.

"Seperti phishing, pencurian data, dan pelanggaran keuangan lainnya, sehingga dengan semakin canggihnya transaksi digital tetap dapat dilakukan dengan rasa aman dan nyaman," katanya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Regional, Titik Anas mengapresiasi terselenggaranya ISC 2023 dengan tema Islamic Digital Finance, Cybersecurity, and Data Protection.

"Ini merupakan topik terkini dan diharapkan forum ini dapat memperkenalkan tradisi Indonesia secara lebih masif di hadapan dunia, khususnya bidang ekonomi, bisnis, dan keuangan digital," katanya.

Sebagaimana diketahui, kondisi perekonomian Indonesia saat ini merupakan hasil pengalaman masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang memaksa seluruh transaksi bisnis dilakukan secara terbatas.

Baca juga: Wapres: Perlu terobosan agar semua pemda terapkan transaksi digital

Baca juga: OJK: Adopsi teknologi IoT bermanfaat bagi industri jasa keuangan


Oleh karena itu, kata dia, masyarakat Indonesia harus terbiasa menggunakan internet sebagai alternatif solusi dalam menjalankan aktivitas transaksi agar tetap mampu bertahan di tengah krisis yang terjadi.

"Topik pembahasan digitalisasi transaksi ini merupakan topik yang juga diharapkan dapat mengakselerasi perkembangan ke arah digital di berbagai sektor, tidak hanya pada sektor ekonomi, tetapi juga pada sektor lainnya di tiap negara, khususnya Indonesia," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2023