Pandeglang (ANTARA News) - Salah satu spesies primata paling langka di dunia, yakni owa jawa (hylobates moloch) ternyata populasinya diperkirakan masih banyak di Gunung Honje, Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang.

Pejabat Humas TNUK Indra di Pandeglang, Rabu menjelaskan bahwa owa jawa masih banyak terdapat di Gunung Honje, yang masuk dalam kawasan konservasi Ujung Kulon.

Owa Jawa adalah sejenis primata anggota suku "hylobatidae" yang populasi tersisa antara 1.000-2.000 ekor saja serta menyebar terbatas (endemik) di Jawa bagian barat.

"Gunung Honje merupakan habitat utama owa jawa, dan hasil pantauan kita populasinya masih banyak," katanya di Pandeglang, Rabu.

Owa jawa, kata dia, binatang jenis primata dan merupakan hewan endemik TNUK yang oleh pemerintah dimasukkan menjadi salah satu dari 14 hewan yang harus diprioritasnya pelestariannya.

"Pemerintah menetapkan 14 jenis hewan yang harus diprioritaskan pelestariannya, dan tiga diantaranya hidup di kawasan TNUK, yakni badak jawa atau badak bercula satu, banteng dan owa jawa," katanya.

Indra juga menjelaskan, masih banyaknya populasi owa jawa di TNUK karena ketersediaan pakannya cukup, juga aman dari gangguan yang mengancam keberadaannya, termasuk dari "tangan jahil" manusia.

"Keberadaan owa jawa juga bisa dijadikan indikasi dari kondisi kawasan. Kalau hewan itu masih banyak maka kawasan masih aman dari gangguan hutan seperti pembalakan liar, dan sebeliknya kalau binatang itu sedikit berarti kawasan sudah tidak aman lagi," katanya.

Saat ini, kata dia, populasi owa jawa di TNUK masih banyak, berarti bisa disimpulkan kawasan taman nasional yang merupakan hutan tropis terbesar di PUlau Jawa tersebut masih aman dari berbagai mancam gangguan hutan.

Balai TNUK, kata dia, telah membentuk tim peduli satwa yang anggotanya dari petugas Balai TNUK dari masyarakat dengan tugas utama melakukan pengawasan terhadap populasi dan prilaku satwa di kawasan itu.

"Tim tersebut sudah kita latih untuk melakukan pengawasan terhadap satwa yang ada di TNUK, terutama badak jawa, banteng dan owa jawa," katanya.

Pewarta: Sambas
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013