Khartoum (ANTARA News) - Polisi Sudan pada Jumat menembakkan gas air mata, setelah sebanyak 200 orang melakukan unjuk rasa di dekat sebuah masjid, yang menjadi pusat demonstrasi model Arab Spring satu tahun lalu, kata para saksi mata.

"Rakyat ingin agar rezim ini jatuh," kata para pengunjuk rasa, yang mengatakan bahwa para demonstran juga mengecam meningkatnya harga pangan.

Para saksi mata mengatakan unjuk rasa berlangsung setelah shalat di masjid yang berhubungan dengan partai oposisi, Umma, di kota kembar Khartoum, Ombdurman.

Para pengunjuk rasa melakukan aksi yang sama pada Juni dan Juli tahun lalu, ketika protes anti-pemerintah menyebar di seluruh negeri tersebut --peristiwa yang dipicu oleh inflasi.

Aksi-aksi mereka kemudian mereda, setelah adanya larangan yang tiba-tiba karena masalah keamanan.

Rangkaian unjuk rasa anti-pemerintah berlangsung pada Desember lalu, yaitu ketika ratusan orang berpawai di jalanan-jalanan di Khartoum setelah meninggalnya empat mahasiswa.

Menurut laporan AFP, unjuk rasa yang dilakukan secara periodik dalam satu tahun terakhir itu --yang menentang pemerintahan 23 tahun Presiden Omar al-Bashir, gagal membangkitkan massa seperti pemberontakan Arab Spring terhadap para penguasa otoriter di Afrika Utara dan Timur Tengah, yang dimulai pada Desember 2010.

(T008) 

Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013