Jakarta (ANTARA News) - Penggunaan teknologi mata elang (hawk eye) gagal diresmikan pada kejuaraan bulutangkis Djarum Indonesia Terbuka 2013 yang berlangsung 10-16 Juni ini di Istora Senayan Jakarta.

"Tidak jadi diterapkan di Indonesia Terbuka, di-pending dulu," kata Ketua I Panitia Pelaksana Indonesia Terbuka 2013 Basri Yusuf kepada ANTARA, Sabtu.

Basri mengatakan teknologi mata elang yang dapat menampilkan akurasi jatuhnya bola itu masih dalam tahap uji coba. Menurut Basri ada kemungkinan teknologi mata elang kembali diuji coba di turnamen berhadiah total 700 ribu Dollar As tersebut, seperti halnya saat diuji coba saat Piala Sudirman bulan Mei silam.

Pada saat diuji coba di Piala Sudirman, program teknologi mata elang ternyata belum dapat menghasilkan akurasi yang benar-benar tepat. Sebagaimana disampaikan perwakilan dari promotor PB Djarum, Yoppy Rosimin, alasan itu yang membuat teknologi mata elang tidak jadi diterapkan di Indonesia Terbuka.

"Karena akurasinya belum tepat dari hasil uji coba di Piala Sudirman. Jadi belum berani. Ini programnya mau diperbaiki dulu," ujar Yoppy.

Tetapi kemungkinan nanti diuji coba di Indonesia Terbuka, hanya saja tidak jadi diresmikan," tambahnya.

Teknologi mata elang merupakan teknologi dengan rekaman kamera yang memperlihatkan gerak bola dengan gerakan lambat sampai bola menyentuh bidang lapangan.

Teknologi yang sudah diterapkan pada tenis dan kriket itu menggunakan banyak kamera yang terintegrasi dengan sistem komputer untuk menangkap sensor bola.

Dengan penggunaan teknologi mata elang ini, akan meminimalisasi kekeliruan hakim garis dalam memutuskan apakah bola masuk atau tidak saat terlihat menyentuh garis.

Sehingga memungkinkan pemain untuk mengajukan "instant-review", guna memastikan jatuhnya bola dan pemain pun tidak dirugikan keputusan yang keliru.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013