Jakarta (ANTARA News) - Para delegasi Forum CIO (Chief Information Officer) ASEAN mendeklarasikan tentang pentingnya penguatan kerja sama di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terkait konektivitas ASEAN 2015.

"Kami semua mendukung pengembangan broadband (jalur lebar) di masing-masing negara ASEAN untuk menjamin infrastruktur TIK yang dapat diakses dan dimanfaatkan lintas negara-negara ASEAN," kata Dirjen Aplikasi Telematika Kementerian Kominfo Ashwin Sasongko yang membacakan deklarasi pada Forum CIO ASEAN Ke-2 di Jakarta, Selasa.

Pada deklarasi yang diberi nama "ASEAN CIO-Forum Statement" itu, ujarnya, negara-negara ASEAN juga bertekad berbagi informasi dan pengalaman tentang CIO pemerintah, komputasi awan, "cyber security", interoperabilitas, data besar, hingga "trend" TIK di masing-masing negara.

Forum CIO ASEAN, paparnya, juga mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan standar keahlian pelaku TIK di ASEAN serta peningkatan peran TIK dalam produktivitas dan perbaikan pelayanan pemerintah di masing-masing negara ASEAN.

Forum juga mendukung dibentuknya Asosiasi CIO ASEAN untuk merealisasikan Rencana Induk TIK ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) 2015, ujarnya.

"Dalam Rencana Induk TIK ASEAN 2015 tersebut negara-negara ASEAN sudah harus saling terhubung. Untuk ke sana kita juga harus menjalankan program-program peningkatan kapasitas SDM TIK dan mendorong tumbuhnya organisasi TIK, keamanan TIK, dan lain-lain," katanya.

Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, mengatakan organisasi terkait TIK di Indonesia perlu didorong untuk tumbuh subur.

"Silicon Valley di Amerika Serikat itu munculnya diawali dari berkembangnya berbagai organisasi TIK," katanya.

Hammam juga memandang perlunya suatu institusi khusus yang mengurusi TIK negara seperti yang sudah dijalankan sejumlah negara.

"Minimal di setiap kementerian ada CIO-nya setingkat eselon I yang menjalankan segala hal tentang TIK lembaga, seperti di Singapura dan Thailand. Faktanya pengelolaan TIK di kementerian selama ini ada di tiap-tiap unit, jadi masing-masing unit yang memutuskan perlu beli perangkat lunak atau data center," katanya.

Menurut dia, praktik yang tak terintegrasi seperti ini tak efisien dan menyebabkan pemborosan anggaran negara.

Forum CIO ASEAN yang diselenggarakan selama dua hari 10--11 Juni 2013 itu selain dihadiri delegasi dari Indonesia, juga para delegasi dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, Vietnam, Laos dan Kamboja.(*)

Pewarta: Dewanti Lestari
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013