Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Benigno Aquino pada Selasa mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan keamanan lebih kepada penjaga perdamaiannya -yang tertekan- di dataran tinggi Golan Suriah, sehingga satuan Filipina dapat menetap.

Benigno bertemu dengan penasihat tertinggi keamanan pada hari itu, membahas saran Menteri Luar Negeri Albert del Rosario untuk segera memulangkan pasukan Filipina setelah beberapa diculik pemberontak Suriah, lapor AFP.

"Kami ingin membantu, tapi jika diminta melakukan yang tidak mungkin, apa gunanya tinggal di sana? Penilaian kami adalah bahwa kami tidak bisa lagi menyelesaikan tugas," kata Benigno kepada wartawan.

Austria akan mulai menarik keluar 377 tentaranya dari Pasukan Pengamat Pemisahan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Rabu, menyisakan satuan itu dengan hanya 341 tentara dari Filipina dan 193 dari India.

Jepang dan Kroasia juga menarik diri dalam beberapa bulan belakangan, karena pertempuran pasukan pemerintah Suriah dengan pemberontak menyebar ke wilayah gencatan senjata itu.

Pejabat penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada pembicaraan darurat Dewan Keamanan pada Jumat menyatakan mencoba membujuk Filipina dan India tidak menarik diri dan bahkan meningkatkan satuan mereka, kata diplomat.

Badan dunia itu juga berusaha membujuk Austria memperlambat penarikannya, yang diperkirakan selesai dalam empat pekan.

Benigno pada Selasa menyatakan pasukan itu memerlukan peralatan lebih dan perbaikan "tata gerak baku" untuk meningkatkan keamanan pasukan.

"Jika keadaan tidak berubah, tugas itu tak dapat dilakukan dan pasukan kami akan tergantung pada belas kasihan dua kekuatan bentrok, tidak dapat membela diri," katanya.

Ia menyatakan keadaan pasukan perdamaian itu melemah dari hari ke hari, setelah satu penjaga perdamaian asal Filipina terluka pada Jumat oleh tembakan mortir di tengah pertarungan tentara Suriah dengan pemberontak.

Benigno menyatakan khawatir juga akan keamanan satuan kecil perdamaian asal Filipina di tempat lain, termasuk satuan dua anggota di Sudan Selatan.

Pasukan Pengamat Pemisahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDOF) memantau gencatan senjata di dataran tinggi Golan antara Israel dengan Suriah sejak 1974.

UNDOF memiliki sekitar 1.000 tentara penjaga perdamaian dan petugas sipil dari Austria, India, Maroko dan Moldova, selain Filipina. (B002/M016)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013