Jakarta (ANTARA News) - Pelapor Khusus PBB untuk Hak Perumahan yang Layak, Raquel Rolnik, mengharapkan pemerintah memberi perhatian kepada warga tak mampu terkait dengan harga tanah di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang terus naik dan mengkhawatirkan.

"Saya khawatir bahwa pada saat lahan perkotaan mulai langka dan harga tanah perkotaan meroket khususnya di Jabodetabek, kampung-kampung dalam kota menghadapi ancaman kekuatan ekonomi yang besar," kata Raquel Rolnik dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, bangunan ritel dan komersial kerap mengelilingi kampung tapi pemerintah kota jarang menyertakan atau memprioritaskan kampung dalam rencana pembangunan mereka.

Ia juga mengatakan pelabelan kampung sebagai "kumuh" dapat menyebabkan salah sangka dan mencerminkan kesalahpahaman dalam struktur kota Indonesia antara lain karena meningkatkan ketidakamanan dan ambiguitas dalam pemukiman dan berdampak kepada penggusuran berbasis pembangunan dan ketidakberdayaan atas tekanan pasar.

"Saya mengimbau pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan agar kampung-kampung tidak hanya ditingkatkan dan dilayani tapi juga diintegrasikan ke dalam rencana kota dan dilindungi dari pemindahan-pemindahan akibat tekanan pasar," katanya.

Ia menegaskan dirinya telah mendengar beberapa kali bahwa tingginya harga tanah dan perumahan mengakibatkan tidak ada ruang bagi masyarakat miskin di kota padahal hak atas perumahan yang layak merupakan hak universal.

Ia menginginkan agar pemerintah menyediakan pelayanan bagi kampung-kampung dengan infrastruktur yang memadai dan layanan publik, termasuk pembangunan kembali bila diperlukan.

"Menurut perkiraan resmi, 80 persen dari pembangunan perumahan di Indonesia telah dibangun melalui sistem berbasis rumah tangga informal, termasuk perumahan swadaya. Perumahan informal `yang diatur sendiri` telah membantu negara dalam mengeksternalisasi biaya penyediaan rumah murah," katanya.

Ia mengingatkan Indonesia sebenarnya memiliki sejarah program perbaikan kawasan kumuh, seperti Program Perbaikan Kampung yang dimulai pada tahun 1969 di Jakarta dianggap sebagai salah satu yang paling penting dan sukses berkaitan dengan proyek perbaikan daerah kumuh di dunia.

Raquel Rolnik melakukan kunjungan awal Juni 2013 ke beberapa kampung di DKI Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta meninjau perumahan bagi warga.

"Kampung dalam kota merupakan bagian yang hakiki dari sejarah perkotaan Indonesia dan merupakan hal yang penting dalam penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kota dan pasar tenaga kerja," katanya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013