Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan tertekannya rupiah adalah karena faktor kombinasi  perkembangan kondisi dunia dan permintaan dana dari korporasi dalam negeri untuk memenuhi membayar utang serta pembahasan APBN-P yang belum final sehingga penurunan kurs rupiah itu sementara saja.

"Seandainya rupiah melemah itu kami meyakini hanya bersifat sementara," kata Agus kepada wartawan di DPR, Rabu.

Dia meyakini jika pembahasan APBN-P selesai dan penyesuaian harga BBM dilakukan maka kondisi perekonomian nasional pada kuartal tiga akan lebih baik dari sekarang.

"Jadi kita tidak perlu terlalu khawatir bahwa akan ada suatu fluktuasi, yang penting fluktuasi itu dalam batasan-batasan yang wajar," kata dia.

Dia juga mengatakan akan membahas lengkap respons bank sentral atas kondisi pasar saat ini setelah hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan, esok Kamis.

Pernyataan Agus mengindikasikan kemungkinan ada instrumen lain yang digunakan BI, setelah sebelumnya menaikkan bunga Fasilitas Simpanan BI (Fasbi rate) sebesar 25 basis poin, dari empat persen menjadi 4,25 persen.

Agus melihat kenaikan Fasbi rate ini menunjukkan BI siap merespons kelebihan likuiditas akibat permintaan beli valuta asing sehingga rupiah tertekan yang pada Selasa lalu sempat menyentuh Rp9.830 per dolar AS. 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2013