Jakarta (ANTARA News) - Saham-saham di Bursa Efek Indonesia melemah pada perdagangan Kamis mengikuti jatuhnya harga saham di hampir seluruh bursa Asia ketika bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengisyaratkan akan mengurangi pembelian obligasi.

Indeks harga saham gabungan BEI ditutup turun 90,22 poin atau 1,92 persen ke posisi 4.607,66, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 18,03 poin (2,32 persen) ke level 759,49.

Ekonom Credit Suisse Robert Prior-Wandesforde seperti dikutip Market Watch mengatakan pasar telah mengetahui bahwa the Fed akan mengetatkan kebijakan pelonggaran kuantitatif. "Tak seorang pun ingin berpikir tentang hal itu...sampai sekarang."

Beberapa media juga melaporkan bahwa data ekonomi negara-negara berkembang yang melemah, serta jatuhnya mata uang mereka juga memicu kekhawatiran investor.

Nilai imbal hasil obligasi AS yang menguat membuat investasi pada saham dan mata uang selain dolar AS menjadi kurang menarik.

Sementara kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, menurut analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono belum direspons positif oleh pasar, meski diantisipasi akan membantu rupiah keluar dari tekanan dolar AS.

"Investor lebih khawatir akan dampak kenaikan bunga terhadap saham yang sensitif terhadap bunga seperti sektor properti yang sebelumnya sejak tahun lalu menjadi salah satu sektor yang `outperform` indeks BEI," kata dia.

Ia memproyeksikan IHSG BEI masih akan berada dalam tekanan jual selama investor asing masih mengambil posisi jual.

Sepanjang perdagangan hari ini tercatat mencapai frekuensi 197.062 kali transaksi dengan volume mencapai 4,714 miliar lembar saham senilai Rp7,438 triliun. Saham yang menguat 79, sementara yang melemah sebanyak 233 saham, dan 58 saham tetap.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 467,62 poin (2,19 persen) ke level 20.887,04, indeks Nikkei-225 turun 843,94 poin (6,35 persen) ke level 12.445,38, dan Straits Times melemah 23,24 poin (0,74 persen) ke posisi 3.130,24.

Pukulan besar telah menghantam bursa-bursa saham Asia, khususnya bagian tenggara, dengan indeks bursa Philipina,Thailand, dan Indonesia yang sebelumnya mencatat performa terbaik dalam empat tahun, kini turun antara 5% hingga 10%.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013