Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) menyimpulkan bahwa pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia untuk melawan pasukan oposisi dan Washington akan memasok dukungan militer langsung untuk membantu oposisi, kata Gedung Putih pada Kamis (14/6) waktu setempat.

"Komunitas intelijen kami menilai bahwa rejim (Assad) telah menggunakan senjata kimia, termasuk agen syaraf sarin, dalam jumlah kecil terhadap oposisi beberapa kali dalam satu tahun belakangan," kata Wakil Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih, Ben Rhodes.

"Intelijen memperkirakan 100 sampai 150 orang telah tewas akibat serangan senjata kimia yang dideteksi di Suriah setakat ini; namun, data korban jiwa mungkin tidak lengkap," kata Rhodes dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Xinhua.

Ia menambahkan bahwa tak ada bukti "yang dapat dipercaya" yang menunjukkan pasukan gerilyawan  menggunakan senjata kimia.

Presiden AS Barack Obama telah berulangkali menyebut penggunaan atau kegagalan mengamankan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah sebagai "garis merah" atau "pengubah permainan" dalam penanganan konflik di negara Timur Tengah itu.

Rhodes mengatakan Washington bekerjasama dengan sekutunya untuk mengajukan "kasus yang dapat dipercaya dan berbukti" untuk dibagi dengan masyarakat internasional.

"Presiden mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia akan mengubah hitungannya, dan itu telah terjadi," katanya.

Rhodes mengatakan, tindakan Pemerintah Suriah telah membuat Washington meningkatkan dukungan untuk  oposisi Suriah dan bahwa AS punya "respon hukum, keuangan dan diplomatik" yang lain.

"Kami bersiap untuk semua kontinjensi, dan kami akan membuat keputusan dalam kerangka waktu kami sendiri," katanya.

Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2013