Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Austria untuk Indonesia, Dr Benhard Zimburg menaruh perhatian besar pada nasib anak miskin di Indonesia. "Mereka nasibnya hampir sama dengan anak miskin di negeri kami," kata Dr Benhard Zimburg saat hadir di sela-sela kegiatan Temu Tahunan ISCO 2006 di Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu. Kegiatan untuk memperingati Hari Anak Nasional 23 Juli mendatang itu, Yayasan ISCO mengajak sekitar 370 siswa miskin TK dan SD se-Jakarta-Depok mengikuti berbagai permainan, perlombaan dan hiburan sehingga hak mereka dapat terpenuhi. Dalam cara itu, Zimburg mengatakan, kegiatan bermain merupakan ide yang sangat bagus untuk membangun prilaku anak, karena anak yang tumbuh dari keluarga miskin biasanya sangat rentan menjadi anak jalanan. "Di negeri kami tidak ada program seperti ini dan ide ini sangat baik," kata Zimburg. Menurut dia, di Austria, pasca Perang Dunia II, banyak terdapat anak yatim dan miskin, sehingga pemerintah membuat program keluarga baru bagi anak itu. Program pembentukan keluarga baru dengan sistem adopsi anak itu, menurut dia untuk mengatasi hadirnya anak jalanan, dan kini jumlah anak yatim itu telah berkurang. "Anak yatim di Austria kini lebih banyak diadopsi oleh LSM," katanya. Pada acara temu tahunan kali ini, dia hadir untuk memberi dukungan secara pribadi bagi anak miskin itu sehingga mereka bisa bersemangat menatap masa depan. "Anak harus terus diberi harapan dan saya setiap tahun selalu berusaha hadir dalam kegiatan untuk anak ini," katanya. Menurut dia, pendidikan di Indonesia saat ini masih belum terjangkau oleh semua pihak sehingga keterlibatan pihak swasta perlu digalakkan. Keterlibatan pihak swasta dan masyarakat, menurut Zimburg, akan sangat membantu mengatasi berbagai kesulitan itu karena perlu disadari tidak semua hal dalam bidang pendidikan menjadi tanggungjawab pemerintah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006