Bandung (ANTARA News) - Kedutaan Besar Indonesia di Beirut, Libanon, akhirnya mengevakuasi puluhan warga negara Indonesia ke Suriah, karena kondisi keamanan di ibukota Libanon tersebut telah memburuk menyusul serangan-serangan yang dilakukan militer Israel. "Situasi di Beirut makin buruk, KBRI memutuskan untuk mengevakuasi warga kita. Yang diutamakan adalah perempuan dan anak-anak," kata Juru Bicara Deplu RI Desra Percaya di Bandung kepada ANTARA News, Minggu. Menurut Desra, evakuasi dilakukan terhadap sekitar 40 warga Indonesia dalam kurun waktu tiga hari, dimulai pada hari Minggu. Proses memindahkan para WNI itu dilakukan melalui jalan darat ke arah utara Beirut, yaitu Damaskus, ibukota Suriah. "Kota yang dituju untuk mengevakuasi para warga kita di sana (Suriah, red) adalah Aleppo," kata Desra. Jubir Deplu itu menuturkan, jika situasi juga kian memburuk, KBRI juga berencana akan mengevakuasi para diplomatnya ke luar dari Beirut. Sejumlah kedutaan besar asing di di Beirut telah mulai mengevakuasi warga dan staf kedutaan negara masing-masing. Dubes Indonesia untuk Libanon, Abdullah Syarwani, beserta staf KBRI saat ini masih bertahan di Beirut. "Mereka akan menjadi personil terakhir yang akan dievakuasi jika seluruh WNI di sana telah dievakuasi dan jika situasi terus memburuk," kata Desra. KBRI belakangan ini telah menampung sebanyak 37 warga Indonesia yang mengungsi ke gedung tersebut guna mencari pengamanan yang lebih baik. Namun masih ada puluhan warga Indonesia lainnya, kebanyakan tenaga kerja, yang berada di Beirut dan tidak mengungsi ke KBRI. "KBRI terus melakukan kontak dengan para TKI ini, dan meminta mereka agar juga bersedia untuk dievakuasi (ke Suriah, red)," kata Desra.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006