Makassar (ANTARA News) - Di antara aksi-aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, bentrokan antara demonstran dengan polisi terjadi di empat lokasi di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Bentrokan pertama pecah di kantor Gubernur Sulsel Jalan Urip Sumoharjo sekitar pukul 17:15 WITA. Sejumlah massa melempari kantor tersebut namun dihalau petugas anti huru-hara satuan Brimob Polda Sulselbar hingga polisi terpaksa melepaskan gas air mata.

Selang beberapa saat bentokan pun pecah di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin sekitar pukul 17:20 WITA. Saat itu polisi kemudian membubarkan paksa para pendemo yang menutup ruas Jalan Sultan Alaudddin.

Lagi-lagi polisi melempaskan gas air mata untuk membubarkan konsentrasi massa. Bentrokan berlangsung hampir empat jam. Lalu lintas di jalan itu pun macet karena mahasiswa terus melempari polisi, sementara polisi melepaskan tembakan gas air mata.

Merasa terdesak mahasiwa pun mulai mundur, karena sejumlah oknum warga membantu polisi melempari mahasiwa. Dalam inseden itu tiga motor mahasiswa dibakar massa dan puluhan mahasiswa ditangkap.

Sementara di Jalan Tallasalapang yang berdampingan Jalan Sultan Alauddin puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang sebelumnya memblokir jalan sekitar pukul 18:20 WITA, dibubarkan paksa secara tiba-tiba oleh polisi berkendara sepeda motor sembari melepaskan gas air mata.

Konsentrasi massa pun terurai dan berhamburan mencari perlindungan, dua mahasiswa ditangkap. Mahasiswa yang saat itu diikagetkan melakukan perlawanan dengan melempari polisi menggunakan batu dan botol.

Mahasiswa Unismuh kemudian memilih masuk dalam kampus karena terus terdesak. Hampir tiga jam pelawanan mahasiswa dibalas polisi dengan tembakan gas air mata ke arah kampus.

Masyarakat yang tadinya hanya menonton kemudian terprovokasi dan ikut melempari mahasiwa dengan batu ke arah kampus.

Dua warga akhirnya terkena anak panah dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit, termasuk dua wartawan terluka, satu terkena batu dan lainnya terkena `Papporo` atau senjata rakitan.

Diwaktu bersamaan kampus Universitas Negeri Makassar di Jalan Andi Pengeran Pettarani bentrokan juga pecah.

Tiga kendaraan water canon pun dikerahkan dan puluhan polisi disiagakan di kampus UNM untuk menghalau massa. Sebelumnya pihak kampus mengawal jalannya demostrasi menolak rencana kenaikan BBM, namun akhirnya terpisah ketika polisi hendak membubarkan paksa.

Kapolda Sulselbar Irjen Burhanuddin Andi saat berada di kampus UIN Alauddin usai bentrokan mengatakan tidak menginginkan adanya bentrokan.

"Kami sudah himbau tidak ada bentrokan, tetapi bila anarkis maka akan dilakukan tindakan preventif," kilahnya.

Hingga saat ini dua Kampus yakni Unismuh dan UNM masih terlihat adanya perlawanan mahasiwa dengan melempari batu ke arah polisi, sementara aparat terus melepaskan gas air mata. Mahasiswa di dua kampus itu memilih bertahan di dalam kampusnya.

Kondisi arus lalulintas pun masih tergangu. Sejumlah masyarakat terlihat menonton peristiwa itu.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013