Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat sepanjang 11 kilometer jalan yang digunakan warga untuk evakuasi jika terjadi erupsi Gunung Merapi, di Yogyakarta, rusak karena dilalui truk bertonase berat.

"Setiap hari setidaknya ada 2.000 truk mengangkut material bangunan lewat di jalan untuk evakuasi warga," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Yogyakarta, Rabu.

Hal tersebut disampaikan kepada wartawan nasional dan lokal saat meninjau lokasi rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pascaerupsi Merapi.

Dikatakannya, akibat rusaknya jalan untuk evakuasi maka akan menyulitkan warga jalan menuju lokasi aman.

Sebenarnya, katanya, jalur evakuasi warga tersebut merupakan jalan beraspal yang biasa dilalui kendaraan bermotor.

Namun sejak terjadi erupsi Merapi 2010 yang menyebabkan banyak material keluar dari gunung itu, banyak warga yang mengambil pasir dan batu kali untuk dijual ke Yogyakarta, Semarang, hingga Jakarta.

"Pada malam hari aktivitas penggalian bahan tambang C itu makin tinggi sehingga banyak antrean truk di jalan," katanya.

Jalan yang rusak untuk evakuasi itu sebelumnya mulus dan dibangun oleh BNPB dengan dana Rp8,7 miliar.

Penambangan bahan material itu sendiri, katanya, sebenarnya memberikan retribusi ke Pemda Sleman sebesar Rp1,6 miliar per tahun.

"Tapi kalau dilihat antara retribusi yang masuk dengan nilai perbaikan jalan, jelas Pemda sangat dirugikan," katanya.

BNPB sudah mengusulkan kepada Pemda Sleman untuk bisa menertibkan truk pengangkut galian tersebut agar bisa mengatur truk yang sangat banyak itu setiap harinya.

Dia mengingatkan jika jalan dibiarkan rusak dan mengganggu evakuasi warga lari ke tempat aman, maka akan membahayakan keselamatan orang karena jalan rusak.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013