Recife, Brazil (ANTARA News) - Yang satu senang, yang satunya lagi bersedih, ketika melihat Azzurri mencapai semifinal Piala Konfederasi setelah menundukkan Jepang 4-3 Kamis pagi tadi.

Cesare Prandelli yang merasa kerjanya belum sempurna sekali dalam memberesi sektor pertahanan  Italia, cukup senang karena timnya lolos berkat kualitas bertempur anak-anak asuhannya setelah mereka bangkit dari ketinggalan 0-2 pada 33 menit pertama pertandingan.

Sedangkan untuk rekan senegaranya yang melatih Jepang, Alberto Zaccheroni, perasaan campur baur.  Dia menaruh hormat pada semangat bertempur tim tanah airnya, namun dia juga sakit menyaksikan tim asuhannya, Jepang, yang nyaris lolos ke semifinal akhirnya tersingkir.

Sebelum laga berlangsung Prandelli melancarkan perang urat syaraf dengan menyatakan Jepang menjadi favorit karena punya waktu istirahat sehari lebih banyak, namun  juara Asia itu belum sebanding dengan Italia yang sudang empat kali menjadi juara dunia.

Zaccheroni mengatakan akan memetik pengalaman dari kekalahan terhadap Italia, apalagi timnya sempat unggul 2-0 lewat Keisuke Honda dan Shinji Kagawa.

"Turnamen ini berguna bagi kami untuk menjadi lebih matang dan tim yang berpengalaman secara internasional," kata Zaccheroni seperti dikutip AFP.

Dia mengingatkan pertandingan Kamis pagi tadi itu dengan laga semifinal Piala Dunia 1970 antara Italia dan Jerman yang berkesudahan 4-3.

"Saya senang para pemain kami bisa menciptakan begitu banyak peluang.  Saya merasa perihatin kepada para pemain saya namun saya merasa bahwa tim yang memenangi laga tadi memang layak menang. Saya berharap Italia menjuarai Piala ini."

Sementara Prandelli berkata, "Para pemain memerlukan lebih banyak waktu lagi untuk pulih jika mereka ingin tampil bagus dan Brazil adalah negara yang sangat panas.

"Kami tentunya tak akan pernah menyerah untuk kemudian membalikkan keadaan. Dan ketika mereka menyamakan kedudukan menjadi 3-3 kami masih punya cukup dorongan dan menjadi pemenang."

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2013