Yogyakarta (ANTARA News) - Pengunjung kawasan Kaliadem, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin sekitar pukul 15.45 WIB diminta segera turun oleh tim SAR dan pemandu wisata setempat, karena diduga aktivitas Gunung Merapi meningkat. "Para pengunjung kami minta untuk turun karena dari radio komunikasi (HT) terdengar semacam bunyi lengkingan panjang tanda bahaya, yang biasanya berbunyi ketika terjadi awan panas," ujar Pariman, salah seorang pemandu wisata setempat. Menurut dia, sejak pagi hari Merapi tertutup kabut, sehingga pengunjung Kaliadem tidak bisa melihat guguran lava maupun kemungkinan terjadi awan panas. Karena itu, ketika terdengar bunyi tanda bahaya melalui pesawat HT (handy talky), petugas tim SAR maupun pemandu wisata segera meminta pengunjung untuk segera turun menjauh dari Kaliadem, apalagi gunung tersebut tidak bisa terlihat, sehingga tidak tahu apa yang terjadi di puncaknya. Ia mengatakan, suara tanda bahaya di pesawat HT tersebut berasal dari seorang petugas tim SAR yang berjaga-jaga di simpang tiga Ngrangkah, Kaliadem. Ketika terjadi kepanikan pengunjung yang mendadak harus segera turun karena diduga aktivitas Merapi meningkat, sebuah sepeda motor milik salah seorang pengunjung tertinggal di Kaliadem. Kaliadem di kawasan selatan kaki Merapi yang berjarak hanya enam kilometer dari puncak gunung, sejak Senin (17/7) resmi dibuka untuk umum, setelah hampir satu bulan dinyatakan ditutup karena porak poranda diterjang awan panas 14 Juni lalu.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006