New York (ANTARA News) - Kurs dolar memperpanjang kenaikan kuatnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB), di pasar yang gelisah oleh kekhawatiran tentang pengurangan stimulus Federal Reserve AS dan krisis kredit di China.

Euro dibeli 1,3122 dolar pada sekitar 21.00 GMT (Sabtu 04.00 WIB), turun dari 1,3225 dolar pada akhir Kamis.

Dolar menguat menjadi 97,87 yen dari 97,40 yen, sementara euro jatuh terhadap mata uang Jepang, menjadi 128,45 yen dari 128,83 yen.

Pada Kamis, dolar melonjak karena pasar global terhuyung-huyung oleh indikasi Federal Reserve mungkin mulai mengurangi stimulus besar-besarannya tahun ini, dengan kekhawatiran meningkat oleh krisis uang tunai di China.

"Dolar AS minggu ini sebagian besar berada di wilayah positif, menghentikan negatif beruntun yang mendorongnya ke posisi terendah perdagangan dalam empat bulan," kata Omer Esiner dari Commonwealth Foreign Exchange.

"Pengumuman kebijakan moneter FOMC pada Rabu adalah katalis untuk pemulihan dolar dan akan mengatur situasi untuk terus naik untuk greenback ke minggu-minggu mendatang."

Pada Rabu kepala Fed Ben Bernanke mengatakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS cukup kuat untuk mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada pertengahan 2014.

Itu mendorong kenaikan suku bunga dan dolar mengikutinya.

Esiner menekankan dolar itu bias lebih tinggi, terutama karena bank sentral utama lain, terutama Bank Sentral Eropa (ECB) dan bank sentral Jepang (BOJ), tetap cenderung ke arah pelonggaran moneter lebih lanjut.

Di China, sementara itu, bank sentral menyuntikkan 40 miliar yuan (6,3 miliar dolar AS) ke beberapa bank untuk meringankan krisis pendanaan, menurut laporan media China pada Jumat.

Dolar melonjak terhadap mata uang Swiss, menjadi 0,9339 franc dari 0,9271 franc pada Kamis sore.

Dolar juga menguat tajam terhadap pound, yang dibeli 1,5418 dolar, turun dari 1,5504 dolar, demikian AFP.

(SYS/A026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013