Jakarta (ANTARA News) - Sebagian warga di Desa Babakan, Penanjung, dan Cigempulan yang tidak jauh dari bibir Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berhamburan dari rumah mereka dan menyelamatkan diri ke dataran yang tinggi di daerah Tayem, Purbahayu, dan Cikulu, Senin sore, untuk menghindari gelombang pasang menyusul gempa berkekuatan 6,8 Skala Richter. Seorang warga setempat, Hartoyo yang dihubungi ANTARA News dari Jakarta, Senin malam, menyebutkan, ia termasuk di antara warga yang mengungsi karena istri dan anaknya sudah menyelamatkan diri bersama warga masyarakat lain ke daerah Tayem dan Purbahayu. Menurut Hartoyo, desa terparah akibat dampak gempa dan gelombang pasang itu adalah Bulaklaut yang persis berada di bibir Pantai Pangandaran. Pantai tersebut kini ditutup dan warga dilarang masuk oleh aparat keamanan yang sudah berjaga-jaga di pantai itu, katanya. Listrik padam sehingga jumlah bangunan rumah dan penginapan di depan bibir pantai yang kemungkinan rusak akibat hantaman gempa dan gelombang pasang itu tidak dapat terlihat mengingat suasana gelap gulita, katanya. Di tiga desa itu, hanya beberapa warga laki-laki yang tinggal untuk menjaga kemungkinan yang tidak diinginkan, sedangkan sebagian besar warganya, terutama wanita dan anak-anak, sudah mengungsi, kata Hartoyo. Ia mengatakan, air pasang sudah kembali surut hingga 90 persen dibandingkan dengan kondisi awal gempa namun para warga tetap mengungsi karena khawatir akan gempa dan gelombang susulan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006