Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan asuransi Allianz Indonesia bersama dengan mitranya memperingati Hari Janda dengan menggelar pelatihan pengelolaan keuangan bagi para ibu di daerah Kebon Bawang, Jakarta Utara.

Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Senin, menyebutkan bahwa pelatihan itu diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Janda Sedunia yang jatuh pada 23 Juni.

Pada kesempatan tersebut, Allianz memberikan pelatihan keuangan keluarga dengan mengajarkan cara mengelola keuangan sederhana dalam sebuah rumah tangga.

Kemudian pelatihan pembiayaan usaha dari modal sendiri dan pinjaman serta memberikan informasi mengenai bahaya terpuruk dalam utang dan gagal bayar yang sering terjadi.

"Kami melihat ibu-ibu rumah tangga sekarang ini perlu diberikan pendidikan pengelolaan keuangan, karena mereka tidak hanya bertanggung jawab untuk mengatur keuangan keluarga, namun kini banyak yang melakukan usaha kecil-kecilan membantu suami. Ini perlu didukung oleh pengetahuan pengelolaan keuangan yang baik," ujar Chief Sharia and Corporate Communication Allianz Indonesia, Kiswati Soeryoko.

Dalam kajian mengenai masalah keuangan yang biasanya dihadapi perempuan ketika mereka menikah, seperti dirilis Allianz berjudul "The Younger Wife`s Curse" disebutkan rata-rata perempuan berusia lebih muda dan hidup lebih lama dibandingkan suaminya.

Di masa lalu, hal itu lebih terasa sebagai sebuah musibah daripada anugerah, karena banyak perempuan akhirnya menjalani masa tua dalam kemiskinan setelah suami mereka meninggal dunia.

"Norma sosial kini telah berubah dan dana pensiun bagi perempuan juga lebih baik. Perempuan masa kini berada di posisi yang lebih baik untuk menjamin keamanan keuangan mereka sendiri. Ini merupakan tren yang perlu ditindaklanjuti oleh industri finansial di tahun-tahun ke depan", ujar Head of International Pensions Allianz Brigitte Miksa.

Berdasarkan data yang diterbitkan di dalam laporan "The Younger Wife`s Curse", di 27 dari 30 negara OECD (the Organisation for Economic Co-operation and Development), perempuan di masa tua memiliki risiko kemiskinan yang lebih besar. Angka kemiskinan untuk perempuan mencapai 15 persen dan 11 persen untuk laki-laki.

Penelitian memperlihatkan bahwa menjanda merupakan faktor prediktif tunggal yang paling mempengaruhi penurunan pendapatan mereka di masa tua.

Hal ini lebih disebabkan karena masa kerja perempuan generasi dulu yang lebih pendek dari generasi sekarang serta ketergantungan mereka pada jaminan sosial dan manfaat pensiun swasta dari pasangannya, yang cenderung menurun setelah suami meninggal dunia.

Selain itu, aset dari pasangannya sering kali sudah lebih dulu terkikis untuk biaya pengobatan dan meninggal dunia menyebabkan perempuan yang baru menjanda menjadi miskin secara finansial walaupun sebenarnya saat menikah mereka berada dalam keadaan mapan.

Terkait hal tersebut, ada laporan lainnya berjudul "2013 Allianz Women, Money, and Power Study" yang mempelajari mengenai perubahan perilaku dan kepribadian perempuan di Amerika Serikat terhadap uang.

Studi online terhadap 2.213 perempuan yang berusia 25 - 75 tahun dengan pendapatan rumah tangga sebesar 30.000 dolar AS atau lebih menemukan bahwa 68 persen responden sudah lebih aktif dalam perencanaan keuangan, dana pensiun dan investasi sejak terjadinya krisis ekonomi.

"Secara garis besar dua penelitian ini saling melengkapi dan menemukan bahwa perempuan telah menjadi lebih sadar akan keuangan, meskipun tentunya ada perbedaan di setiap negara," kata Miksa.

Pada umumnya perempuan di negara maju saat ini menerima pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan ibu mereka dan memiliki waktu yang lebih lama untuk bekerja.

Mereka juga lebih mandiri secara finansial dibandingkan dua generasi di atasnya dan sudah dapat berkontribusi untuk masa pensiun bagi diri sendiri.

Ditambah lagi, perempuan saat ini cenderung untuk menikah di usia yang lebih tua dan dengan laki-laki yang berumur tidak terpaut jauh.

Perempuan yang saat ini berusia muda memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menjamin masa depan finansialnya dibandingkan dengan ibu dan nenek mereka.  (A064/T007)

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013