Bandung (ANTARA News) - Untuk mengevakuasi dan mengatasi korban luka akibat gempa dan gelombang Tsunami di daerah Pangandaran Kecamjatan Ciamis, Jawa Barat, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung telah mengirimkan dua tim dokter reaksi cepat. "Satu tim sudah diberangkat sejak tadi malam sekitar pukul 21.00 WIB, sedangkan satu tim lainnya baru berangkat pada Selasa pagi sekitar pukul 09.00 WIB," kata Kepala Unit Gawat Darurat (UGD) RSHS, dr Tri Wahyu Murni di Bandung, Selasa. Ia mengatakan, masing-masing tim memiliki dokter bedah umum dan bedah tulang, dokter umum, perawat, dan sopir dengan total petugas sebanyak 27 orang dan pihaknya juga telah mengirimkan dua ambulance dari lima ambulance yang dimiliki RSHS Bandung. Tim pertama yang sudah berangkat sejak Senin malam, sebenarnya untuk melakukan penilaian berapa besar kerusakan dan jumlah korban yang mengalami luka-luka, tetapi sudah disiapkan dengan peralatan medis (alat bedah) dan segala jenis obat-obatan. Tim pertama itu juga telah menangani korban luka ringan sebanyak 60 orang sejak pukul 03.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. "Sedangkan, tim kedua yang baru pagi tadi dikirim untuk memback up rumah sakit Banjar yang sudah banyak dipenuhi korban luka-luka," katanya. Ia mengemukakan, pengiriman tim kedua berdasarkan evaluasi di lapangan yang menunjukkan bahwa ternyata cukup banyak korban jiwa maupun terluka akibat gempa dan tsunami. Dengan banyaknya dokter yang telah dikirimkan ke daerah Pengandaran, maka diharapkan korban yang mengalami luka parah dapat segera dioperasi memanfaatkan peralatan medis yang juga telah dikirimkan. Tri mengatakan, bisa saja pihaknya mengirimkan tim dokter tambahan untuk membantu mengatasi korban luka-luka, namun pihaknya harus melakukan evaluasi dari hasil kedua tim yang telah diberangkatkan. Menurut dia, rumah sakit yang perlu bantuan dokter adalah Rumah Sakit Banjar karena sudah 40 orang yang masuk dan 17 pasien diantaranya siap menjalani operasi pembedahan, sedangkan di Rumah Sakit Ciamis dikabarkan belum ada pasien. Tri menambahkan, pihaknya tidak hanya menolong korban yang mengalami luka-luka saja akibat gempa dan gelombang tsunami, tetapi juga masyarakat yang berada di pengungsian karena masyarakat yang mengungsi juga rentan sekali mengalami penyakit pernafasan dan pencernaan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006