Yogyakarta (ANTARA News) - Kearifan lokal menjadi dasar penanganan bencana dan berbagai dampak lain yang ditimbulkan di Daerah Istimewa Yogyakarta, kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat mempunyai kearifan tersendiri dalam menyelesaikan persoalan bersama," katanya dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Pembangunan Bayudono di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia pada "AMPCHUD Study Visit dan Diskusi Regional Slum Upgrading Working Group (RSUWG)" yang diselenggarakan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU), hal itu yang selama ini menjadi penyaring yang efektif bagi masyarakat dalam menyikapi isu yang berkembang.

"Rembug desa melalui berbagai pertemuan baik arisan, rukun tetangga, dan kelompok sudah menjadi bagian dinamika kehidupan masyarakat terutama di perdesaan," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat diberi kesempatan untuk melakukan musyawarah, berembug, bergotong royong agar solusi yang disepakati sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Masyarakat lebih mengetahui masalah yang dihadapi karena setiap wilayah mempunyai permasalahan yang berbeda.

"Jangan sampai bencana fisik yang terjadi akibat bencana alam akan menimbulkan bencana nonfisik yakni lunturnya nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, musyawarah, dan kearifan lokal lainnya," katanya.

Menurut dia, bencana dapat menimbulkan kebersamaan, kekeluargaan, kesetiakawanan dalam masyarakat. Hal itu ditunjukkan oleh masyarakat DIY dengan semangat gotong royong, rasa simpati dan empati, mendulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Masyarakat selalu ingat tentang budaya "eling lan waspodo" serta yakin dan percaya dengan modal sosial yang berakar pada budaya Jawa, yang pernah dibuktikan pada masa lalu.

"Dengan semangat `saiyeg saeko kapti`, masyarakat mampu bersama-sama melewati setiap bencana yang terjadi. Upaya memperkuat modal sosial itu yang harus terus dipupuk oleh masyarakat sambil membangun kesamaan pandangan dalam menyikapi kemungkinan timbulnya bencana," katanya.
(B015/H008)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013