Jakarta (ANTARA News) - Gempa bumi tektonik yang disertai dengan naiknya permukaan air laut (tsunami) yang melanda Pantai Selatan Pulau Jawa, Senin sore, mirip dengan gempa yang mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias pada 2004 dan 2005. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman N kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa. "Gempa yang terjadi kemarin tidak ada hubungannya dengan gempa yang mengguncang Yogyakarta dan Jateng akhir Mei lalu. Gempa yang kali ini lebih mirip dengan gempa yang mengguncang Aceh pada 2004 dan Nias pada 2005," katanya. Gempa yang kemarin mengguncang Pantai Selatan Jawa itu, kata dia, mirip dengan yang terjadi di Aceh dan Nias hanya saja skalanya lebih kecil. Tsunami terjadi karena episentrum --pusat gempa-- ada di laut. Untuk pantai-pantai landai seperti Aceh atau Cilacap, kata dia, air laut memang dimungkinkan untuk masuk jauh dari garis pantai. Pusat gempa Pangandaran yang berada di bawah laut tersebut memang daerah `punjaman` yang berpotensi menimbulkan tsunami. "Mirip dengan yang terjadi di Aceh dan Nias, gempa kali ini juga diakibatkan oleh pergerakan zona penajaman lempeng atau zona subduksi dari lempeng Samudra Hindia," katanya. Itu, lanjut dia, berhubungan dengan pergeseran lempeng Australia yang mendekati lempeng Eurasia, yang mencapai rata-rata tujuh sentimeter per tahun. Menurut dia, sepanjang Pulau Jawa bagian selatan memang relatif rawan gempa, sayangnya data penelitian ataupun catatan mengenai sejarah gempa di daerah tersebut sangat minim. "Kita sangat minim data gempa di Pulau Jawa," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006