Palembang (ANTARA News) - Pemerintah pada tahun anggaran 2006-2007 menyediakan kredit program sebesar Rp2,0 triliun yang ditempatkan di Departemen Keuangan. "Kredit program tersebut diperuntukan untuk ketahanan pangan dengan tingkat bunga relatif rendah," kata Menneg PPN/Ketua Bappenas Paskah Suzetta, usai meresmikan gelar teknologi tepat guna di Universitas Sriwijaya (Unsri), di Palembang, Selasa. Menurut Paskah, dari jumlah kredit itu sampai saat ini sudah terserap Rp9,0 miliar. Ini membuktikan perlu peningkatan sosialisasi. "Pemerintah ingin dana tersebut dapat segara terserap. Dia mengharapkan, sampai akhir tahun ini sudah dapat terserap sedikitnya Rp89 miliar. Kita harus lebih pro aktif dan menyederhanakan proses penyaluran kredit tersebut," katanya. Ia mengatakan, kredit program itu harus dapat tersalurkan karena pemerintah juga menyediakan skema kredit penjamin sebesar Rp500 miliar dari Rp2,0 triliun tersebut. "Pemerintah menganggarkan penjamin Rp500 miliar yang saat ini pengelolaannya sedang dirumuskan apakah akan dikelola Depkeu atau lembaga penjamin simpanan atau dimasukan dalam asuransi. Masih dalam pembahasan," kata Paskah. Gelar teknologi yang dilanjutkan seminar nasional percepatan pembangunan agroindustri untuk mewujudkan Sumsel sebagai lumbung pangan nasional dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Ketua DPRD, Rektor Unsri dan sejumlah bupati dan kepala desa. Pada kesempatan itu, Paskah juga mengatakan, pemerintah menyediakan dana Rp10 triliun untuk merevitalisasi perkebunan, perikanan dan pertanian dengan tingkat bunga 18 persen per tahun. Tetap pemerintah memberikan subsidi sembilan persen sehingga tingkat yang dibayar oleh para petani atau pekebun sembilan persen. Menjawab pertanyaan, ia mengatakan, dalam penyaluran kredit tersebut pemerintah menunjuk BRI dengan pertimbangan BRI sudah mempunyai jaringan sampai tingkat desa dan kecamatan. Ia juga mengatakan, pemerintah juga sudah menyediakan lahan seluas 120.000 ha dan sampai 2009 diharapkan menjadi 2,0 juta hektar sehingga ketahanan pangan dapat terwujud.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006