Bandung (ANTARA News) - Jumlah sementara korban tewas tsunami di Ciamis Selatan hingga Selasa siang tercatat 184 orang dan 72 orang luka-luka. Berdasarkan informasi dari Pos Penanggulangan Bencana Alam di Pangandaran, ke-184 korban tewas tersebut berasal Cimerak sebanyak 51 orang, Cijulang sebanyak 12 orang, Parigi sebanyak 7 orang, Pangandaran 105 orang dan Kalipucang 7 orang. Sedangkan Jumlah bangunan yang rusak yang berhasil terdata hingga kini bangunan pertokoan sebanyak 248 bangunan, hotel sebanyak 83 bangunan, rumah penduduk sebanyak 172 bangunan, kendaraan roda dua dan empat sebanyak 39 unit, perahu 162 unit, PKL 1.500 lapak. Dari ke 105 orang yang tewas di Pangandaran, tiga korban diantaranya adalah wisatawan asing, yakni Wisman asal Swedia, Pakistan dan Belanda. Sementara jumlah warga yang mengungsi sebanyak 23.200 orang. Upaya evakuasi terhadap korban tsunami lainnya yang dilakukan relawan dan TNI Polri sampai saat ini masih dilakukan. Para relawan menyisir setiap bangunan yang rubuh terkena terjangan ombak. Ditengah upaya evakuasi para korban, pada pukul 08.32 WIB terjadi gempa susulan dengan kekuatan 4,8 Skala Ritcher, tetapi tidak menimbulkan kepanikan karena guncangan gempa tersebut tidak terasa oleh warga yang tengah mengungsi. Warga saat ini melakukan mengumpulkan barang-barang yang masih tersisa diantara puing-puing bangunan yang rubuh, khususnya bangunan yang berada tepat di depan garis pantai yang dalam keadaan hancur terkena terjangan tsunami. Sebelumnya, Kasubdit Mitigasi Bencana Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), DR Surono mengatakan wilayah di Pangandaran dimungkinkan terkena musibah tsunami mengingat besaran gempa yang dilaporkan United States Survey Geological (USGS) mencapai 7,2 Skala Richter (SR). Ia mengatakan lokasi episentrum gempa sendiri berada sekitar 260 arah selatan Kota Bandung di 9,295 LS- 107,347 BT dan kedalamannya 48 kilometer. "Kekuatan gempanya cukup besar dan bisa saja memicu terjadinya tsunami," katanya. Kendati demikian, ia mengingatkan kepada warga yang tinggal di pantai selatan tersebut, untuk mengungsi dahulu guna menghindari munculnya gempa susulan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006