Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 72 orang warga negara Indonesia (WNI) turut bergabung dalam kelompok gerilyawan yang menamakan diri Pasukan Bom Jihad Palestina yang beranggotakan warga negara dari sejumlah negara di Asia Tenggara. Hal itu diungkap Anggota Presidium ASEAN Muslim Youth Secretary (AMSEC) HM Suaib Didu di Jakarta, Selasa, usai menerima 12 orang dari 72 WNI yang tergabung dalam pasukan jihad itu di kantor LSM Relawan Bangsa di Tebet, Jaksel. "Mereka datang bertemu saya untuk berdiskusi," katanya. Menurut Suaib, Pasukan Bom Jihad Palestina dari ASEAN memiliki anggota 217 yakni dari Indonesia 72 orang, Filipina 57 orang, Malaysia 36 orang, Thailand 43 orang, Brunei 5 orang, Singapura 1 orang, ditambah 3 orang dari Bangladesh. Mereka berusia antara 30-45 tahun. Sebanyak 22 orang --tujuh orang dari Indonesia-- di antaranya telah memiliki pengalaman di medan Afganistan dan Palestina. "Mereka inilah yang menjadi pemimpin atau pembimbing bagi anggota yang belum berpengalaman," katanya. Yang menarik, kata Suaib, tidak semua orang yang menjadi anggota pasukan itu beragama Islam. "Ada 3 orang yang non Islam. Mereka berperang demi kemanusiaan. Lagipula Yerussalem `kan juga kota suci," katanya. Seperti yang dituturkan padanya, kata Suaib, pasukan yang akan melakukan serangan pada obyek vital Israel atau negara yang dianggap sekutu Israel itu tidak akan langsung menuju Israel, melainkan menyebar ke sejumlah negara untuk menjalankan aksinya. "Namun saya meminta mereka agar tidak beroperasi di Indonesia karena keadaan Indonesia sendiri kini sudah menderita dengan adanya sejumlah bencana yang terjadi. Mereka berjanji tidak akan beroperasi di Indonesia," katanya. Dalam kesempatan diskusi, kata Suaib, ia juga sempat mengingatkan anggota pasukan itu agar hanya mengambil sasaran sembarangan dalam melaksanakan aksinya, namun hanya menujukan serangan pada pihak yang memang terlibat dalam aksi kekejaman Israel. "Setelah berdikusi mereka bisa menerima. Awalnya mereka berniat menyerang siapa saja asal terkait Israel atau orang Israel," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006