JAKARTA (ANTARA) - Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jagakarsa, Jakarta Selatan mewajibkan seluruh sekolah di wilayah itu melakukan skrining Tuberkulosis (TBC) untuk mencegah dan memutus mata rantai penularan TBC.

"Kita memang punya program untuk skrining ke sekolah. Kalau target memang 100 persen kita harus melakukan skrining ke sekolah-sekolah di wilayah Jagakarsa. Jadi setiap sekolah wajib ada skrining TBC untuk memutus mata rantai penularan," kata Perawat Pelaksana TBC Puskesmas Jagakarsa Dedy Anwar ditemui dalam acara edukasi dan skrining TBC di Pondok Pesantren Daarul Rahman, Jakarta Selatan di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan skrining dan penelusuran TBC akan dilaksanakan lebih masif apabila terdapat siswa atau santri yang mengalami batuk lebih dari dua minggu atau terdapat keluarga yang terinfeksi TBC.

Baca juga: Kemenkes sebut banyak pasien TBC meninggal dunia sebelum pengobatan

Pihaknya telah membentuk kader TBC pada level sekolah, puskesmas, hingga wilayah. Mereka harus aktif melakukan pelaporan penelusuran dan edukasi mengenai TBC.

"Edukasi kami dibantu dengan para kader TBC puskesmas, wilayah, dan sekolah. Selain itu, kami juga aktif melakukan penelusuran apabila terjadi kasus TBC," kata dia.

Terkait dengan TBC, kata dia, banyak anak tingkat sekolah belum mengerti secara mendalam mengenai bahaya TBC. Untuk itu, sosialisasi terus dilakukan agar dapat mencegah dan memahami tentang bahaya tertular TBC.

Dia menjelaskan rata-rata siswa sekolah hanya tahu penyebab TBC dan TBC dinilai penyakit menular yang akhirnya memiliki stigma negatif.

"Edukasi terus diberikan ke sekolah untuk gejala dan penyebab TBC. Ini sangat penting karena wajib mereka tahu soal TBC untuk penularannya, gejalanya, dan pengobatannya," ujarnya.

Dia mengatakan temuan kasus TBC hampir terjadi setiap bulan. Proses penemuan itu secara terintegrasi dengan layanan kesehatan lainnya, penelusuran kontak, laporan masyarakat, dan para kader TBC yang membawa pasien.

Baca juga: Manfaat temulawak sebagai pendamping pengobatan pasien TBC
Baca juga: Kemenkes susun teknis karantina pasien TBC
Baca juga: Komitmen pasien harus kuat, pengobatan TBC butuh waktu 6-9 bulan

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2023