Bandung (ANTARA News) - Daerah di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa selama ini termasuk rawan menghadapi gelombang pasang air laut pasca-gempa bumi (tsunami), kata Kepala Sub Dinas Mitigasi Bencana Geologi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, DR Surono. "Karena, sepanjang pantai selatan Jawa itu berada pada daerah pertemuan lempeng benua, yakni lempeng Eurosia dan Indo-Australia yang kerap menimbulkan gempa," katanya kepada pers di Bandung, Selasa. Jadi, menurut dia, dari mulai daerah pantai selatan Jawa sampai selatan Bali dan Nusa Tenggara Timur berisiko terjadi tsunami, meskipun waktunya tidak bisa diprediksi. Menurut Surono, waktu terjadi gempa dan tsunami itu bisa mencapai sepuluh tahun atau ratusan tahun lagi, tapi zona rawan tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa masih relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan tsunami yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004, karena pantai selatan Jawa lebih curam daratannya. "Jadi, kemungkinan tsunami tidak akan menjorok jauh ke daerah pemukiman penduduk," ujarnya. Ia menimpali, sejak tahun 1800 tidak ada tsunami di daerah selatan Jawa, seperti tsunami yang terjadi Senin (17/7). Mengenai peringatan dini bagi masyarakat, ia menambahkan, kurang begitu optimistis lantaran banyak penduduk yang memiliki tempat tinggal di dekat pantai. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006