Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi, Ninasapti Triaswati, memperkirakan inflasi 2013 akan mencapai delapan persen karena dipengaruhi faktor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan menjelang Ramadan.

"Dengan kenaikan harga BBM, biaya transportasi pasti naik sehingga akan mempengaruhi harga komoditas pangan meskipun komponen-komponennya tidak hanya BBM," kata Ninasapti Triaswati ketika dihubungi ANTARA, di Jakarta, Kamis.

Nina mengatakan inflasi 2013 yang ditargetkan pemerintah sebesar tujuh persen sangat mungkin meleset plus/minus satu persen. Dengan kondisi saat ini, yang paling memungkinkan adalah plus satu persen sehingga akan menjadi delapan persen.

Nina mengatakan kenaikan biaya transportasi sangat bergantung pada negosiasi pemerintah dengan pengusaha angkutan sehingga pemerintah seharusnya bisa menjaga kenaikan biaya transportasi. Kenaikan harga transportasi yang ideal paling banyak 20 persen, itu pun tidak harus semua angkutan umum naik karena ada yang tidak menggunakan BBM bersubsidi.

"TransJakarta misalnya, sudah menggunakan bahan bakar gas (BBG). Bukan berarti kenaikan harga BBM harus selalu dibarengi dengan kenaikan semua angkutan umum," tuturnya.

Nina mengatakan ukuran inflasi di Indonesia adalah harga komoditas pangan utama yang sangat dipengaruhi dengan pasokan dan permintaan. Apabila biaya transportasi tinggi dipastikan harga komoditas pangan juga akan tinggi.

"Karena itu, kunci untuk mengendalikan inflasi adalah menekan biaya transportasi dengan melakukan diversifikasi energi sehingga pengangkutan komoditas pangan bisa dilakukan dengan biaya yang murah. BBG bisa menjadi salah satu alternatif," katanya.

Menurut Nina, apabila transportasi umum seperti TransJakarta, bajaj dan sebagian taksi sudah bisa menggunakan BBG, tentu transportasi untuk pengangkutan komoditas pangan juga bisa dikembangkan menggunakan BBG.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013