Jakarta (ANTARA News) - Sentimen global positif menahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi tertekan lebih dalam atau hanya melemah tipis sebesar 10 poin.

Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp9.930 dibanding posisi sebelumnya Rp9.920 per dolar AS.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan peluang penguatan rupiah masih terbuka merespon pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS yang masih melambat dari estimasi sehingga ada memungkinkan untuk perpanjangan stimulus The Fed.

"Pergerakan nilai tukar rupiah mencoba untuk bertahan untuk tidak tertekan lebih dalam didorong estimasi The Fed melanjutkan stimulus keuangan," kata dia.

Menurut dia, kondisi itu bisa mendorong dolar AS tertekan terhadap mata uang Asia, termasuk rupiah.

Di sisi lain, lanjut dia, rupiah dapat terapresiasi terbantukan dengan kenaikan mata uang dolar Australia setelah pelaku pasar merespon positif Perdana Menteri yang baru.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan dalam tiga hari terakhir ini sentimen investor di pasar global membaik dengan beberapa faktor, salah satunya pernyataan The Fed dikabarkan memperpanjang program pembelian obligasi jika data-data ekonomi AS tidak dapat mencapai target.

Namun, kata dia, sentimen itu masih bersifat temporer karena investor masih menunggu kepastian dari The Fed mengenai pemangkasan program pembelian obligasinya. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013