Jakarta (ANTARA) -
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak masyarakat agar memilih pemimpin yang peduli terhadap penurunan stunting pada pesta demokrasi tahun 2024.
 
"Ketika bapak/ibu tim pendamping keluarga dan penyuluh keluarga berencana sudah berjuang sedemikian rupa untuk menekan stunting, kemudian setelah terjadi pesta demokrasi 2024 , terpilih pemimpin yang tidak peduli pada kualitas sumber daya manusia, maka akan sia-sia," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Wonosobo Sarwanto Priadhi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
 
Sarwanto menjelaskan, Bawaslu juga turut andil dalam penanganan stunting, utamanya untuk menyosialisasikan kepada masyarakat agar memilih pemimpin yang peduli akan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
 
"Kita perlu pemimpin yang betul-betul punya visi ke depan, yang peduli pada sumber daya manusia yang hebat," ujar dia.
 
Ia menegaskan, apabila pemimpin yang terpilih adalah sosok yang peduli akan perkembangan kualitas sumber daya manusia, maka secara otomatis akan mendukung upaya TPK dan para penyuluh keluarga berencana (KB) dalam menekan terjadinya stunting baru maupun melakukan percepatan penurunan stunting secara lebih luas.
 
Ia juga meminta kepada para TPK untuk turut memberi edukasi kepada masyarakat tentang bahayanya memilih pemimpin yang menerapkan politik uang.
 
"Politik uang jadi tantangan sejak pesta demokrasi ini terjadi. Kami berharap TPK bisa mengedukasi agar memilih wakil rakyat yang memang mumpuni memperjuangkan aspirasi kita," tuturnya.
 
Ia juga menyatakan bahwa TPK dan penyuluh KB berdiri di garda terdepan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam menyambut pesta demokrasi 2024, sehingga dirinya berharap baik TPK maupun penyuluh KB mampu melakukan dua peran penting.
 
"Pertama, mengedukasi masyarakat dengan menjadi pemilih yang rasional, yakni memilih bukan sekedar dorongan orang, tetapi karena hasil menimbang bahwa orang tersebut memang layak dipilih. Kedua, dengan menjadi pemilih yang peduli pada sekeliling, ketika ada indikasi terjadi politik uang maka segera ingatkan untuk jangan dilakukan," paparnya.

Ia berharap, dengan begitu maka perjuangan para TPK dan penyuluh KB untuk membangun kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dapat didukung penuh oleh pemimpin negeri dari hasil pesta demokrasi tahun 2024.

Baca juga: Kepala BKKBN: ASI eksklusif adalah KB alami untuk cegah stunting
 
 
Sementara itu, Inspektur Utama BKKBN Ari Dwikora Tono mengemukakan bahwa cita-cita bangsa ini adalah mencapai Indonesia Emas pada 2045. Hal itu bisa tercapai ketika sumber daya manusianya berkualitas.
 
"Dulu dua anak cukup sudah baik, sekarang bukan sekedar cukup saja, tetapi juga berkualitas, karena kualitas keluarga ini yang akan menentukan bangsa kita," ujar Ari.
 
 
Ia menegaskan bahwa bonus demografi pada tahun 2045 harus benar-benar dipersiapkan, apalagi dengan adanya ancaman stunting yang dapat mengganggu tercapainya generasi berkualitas tersebut.

"Melalui sosialisasi seperti ini, di samping kita mengingat lagi bagaimana mencegah dan menangani stunting, juga menjadi wujud komitmen yang semakin kuat untuk mencegah dan menekan angka stunting," kata dia.
 
Kota Wonosobo dipilih menjadi lokasi untuk sosialisasi melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang pentingnya memilih pemimpin yang peduli terhadap penurunan stunting atas prestasi yang telah diraih, diantaranya melalui program "Sobo Hebat Sedulur Selawase" (Wonosobo hebat atasi stunting, sehari dua telur, selalu pantau tumbuh kembang, awasi dan jaga kesehatannya, semangati pola asuhnya).

 
Baca juga: Bina Pemdes Kemendagri ingatkan penanganan stunting tak jadi jargon
Baca juga: Kepala BKKBN: KB pascapersalinan tinggi percepat penurunan stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023