Washington (ANTARA News) - Ayahanda mantan kontraktor dinas intelijen AS Edward Snowden, dalam satu wawancara, mengaku belakangan tak menjalin kontak dengan anaknya namun dia percaya anaknya itu akan kembali ke Amerika Serikat jika kondisi sudah memungkinkan.

Kondisi-kondisi itu adalah Snowden tidak ditahan sebelum diadili, tidak dilarang berbicara ke publik dan berhak memilih lokasi dia diadili, kata sang ayah kepada NBC News.

NBC melaporkan bahwa sang ayah, Lonnie Snowden, berencana mengajukan syarat-syarat ini kepada Jaksa Agung Amerika Serikat Eric Holder melalui surat lewat pengacaranya Jumat ini.

Lonnie Snowden, yang birbicara dalam acara bincang-bincang "Today Show," juga mengatakan bahwa dia memperihatinkan anaknya yang mantan kontraktor pada Dewan Keamanan Nasional (NSA) telah dimanipulasi oleh pihak lain, termasuk mereka kelompok anti pemerintah WikiLeaks.

"Saya mengkhawatirkan mereka yang mengelilingi dia," katanya kepada NBC. "WikiLeaks -jika Anda melihat ke belakang-- fokus mereka tidak sekadar Konstitusi Amerika Serikat. Mereka ingin menyebarkan informasi sebanyak-banyaknya.  Itu mengkhawatirkan saya."

Edward Snowden yang warga AS, meninggalkan AS menuju Hongkong Mei lalu atau beberapa minggu sebelum Guardian dan Washington Post menyiarakan bocoran intelijen yang diberikan Snowden mengenai pemata-mataan pemerintah AS terhadap Internet dan lalu lintas panggilan telepon.  

Dia didakwa melakukan spionase di Amerika Serikat dan telah meminta suaka politik di Ekuador. Dia tak terlihat sampai di Moskow hari Minggu lalu, namun para pejabat Rusia mengatakan dia berada di area transit di bandara Sheremetyevo.

Ayahanda Snowden mengatakan bahwa dia tidak pernah lagi menjalin kontak dengan anaknya itu sejak April lalu, lapor NBC.

"Saya menyangi dia. Saya ingin punya kesempatyan untuk berkomunikasi dengan dia. Saya tak ingin menempatkannya dalam bahaya," kata Snowden.

Lonnie Snowden mengatakan dia tidak percaya anaknya melakukan tindakan mata-mata, kendati anaknya memang melanggar hukum AS karena menyebarkan data-data program pengamatan pemerintah.

"Dia mengkhianati pemerintahnya, tapi saya tak yakin dia mengkhianati rakyat Amerika Serikat," kata dia seperti dikutip Reuters.     

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2013