Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersiapkan tempat berupa rumah-rumah yang dipilih sebagai tempat pengembangbiakan nyamuk dengan bakteri wolbachia untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu.

"Ini masih dalam tahap persiapan dan perhitungan oleh tim Kemenkes," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, Erizon Safari saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia menjelasakan, bakteri wolbachia adalah bakteri alami yang dapat tumbuh pada nyamuk untuk melumpuhkan virus dengue dalam tubuh aedes aegypti sehingga mengurangi resiko penyebaran DBD.

Meskipun telah menyiapkan 4.100 ember bibit nyamuk berwolbachia yang akan diluncurkan di Kecamatan Kembangan, kata Erizon, tanggal pasti peluncuran bibit nyamuk pemusnah DBD tersebut tetap menunggu kesepakatan antara Kementerian Kesehatan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

"Menunggu 'MoU' (Memorandum of Understanding' Kemenkes dan (Pemprov) DKI) dulu," kata Erizon.

Sebelumnya, Erizon menyebut penanganan DBD dengan nyamuk berwolbachia terbukti 87 persen efektif saat diujicoba di beberapa wilayah seperti Bantul, Sleman dan Yogyakarta.

"Ini sudah ada implementasi, karena 'pilot project' (proyek awal) sudah sejak 2014 dilakukan di Sleman, Bantul dan Yogyakarta. Jadi, karena sudah terbukti menurunkan sampai 87 persen, sehingga diimplementasikan di lima kota (salah satunya Jakbar)," kata Erizon pada Kamis (2/11).

Adapun penyebaran ember dengan bibit nyamuk berwolbachia tersebut akan dilakukan di Kecamatan Kembangan.

Sebelumnya, Erizon mengungkapkan kasus DBD di Jakarta Barat selama Januari hingga Agustus 2023 mengalami fluktuasi, namun cenderung menurun.

“Pada Januari ada 132 kasus, Februari 94, Maret 105, April 125, Mei 95, Juni 80, Juli 66, dan Agustus 39 kasus,” ungkap Erizon.

Baca juga: Kemenkes: Masyarakat tak perlu khawatir soal nyamuk ber-Wolbachia
Baca juga: Kemenkes: Hasil uji wolbachia efektif tekan dengue
Baca juga: Ada pro kontra warga, Pemprov Bali tunda gunakan Wolbachia tekan DBD


Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2023